Archive for Pendidikan

Kristal-Kristal Pembelajaran Bahasa Arab Online

Bookchapter berjudul “Kristal-Kristal Pembelajaran Bahasa Arab Online” ini merupakan kumpulan mahakarya para guru, dosen, dan mahasiswa bahasa Arab di Indonesia. Masa pandemi Covid-19 yang berlangsung kurang lebih dua tahun menyebabkan pembelajaran berlangsung secara daring sehingga memberi mereka pengalaman pembelajaran bahasa Arab online yang melimpah ruah, baik dalam implementasi metode-metode pembelajaran kreatif maupun eksplorasi media-media pembelajaran inovatif. Ion-ion pengalaman yang amat berharga tersebut dihimpun menjadi kristal-kristal pengetahuan yang tersusun rapi dan sistematis dalam bentuk bookchapter sederhana yang sinar manfaatnya siap dipancarkan ke seluruh penjuru dunia.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

M๐ฎ๐ซ๐š๐ฅ ๐‘๐ข๐ง๐๐ฎ ๐’๐ž๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐†๐ฎ๐ซ๐ฎ

๐‘ƒ๐‘ข๐‘–๐‘ ๐‘– ๐‘ ๐‘’๐‘๐‘Ž๐‘”๐‘Ž๐‘– ๐‘ ๐‘Ž๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘ ๐‘Ž๐‘ก๐‘ข ๐‘๐‘Ÿ๐‘œ๐‘‘๐‘ข๐‘˜ ๐‘ ๐‘Ž๐‘ ๐‘ก๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘๐‘ข๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘ก๐‘’๐‘š๐‘๐‘Ž๐‘ก ๐‘˜โ„Ž๐‘ข๐‘ ๐‘ข๐‘  ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š ๐‘˜โ„Ž๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž๐‘›๐‘Žโ„Ž ๐‘ ๐‘Ž๐‘ ๐‘ก๐‘Ÿ๐‘Ž ๐ผ๐‘›๐‘‘๐‘œ๐‘›๐‘’๐‘ ๐‘–๐‘Ž. ๐‘†๐‘’๐‘”๐‘Ž๐‘™๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘›๐‘ก๐‘ข๐‘˜ ๐‘˜๐‘Ÿ๐‘–๐‘ก๐‘–๐‘˜, ๐‘Ž๐‘—๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘› ๐‘š๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘™, ๐‘ ๐‘ข๐‘˜๐‘Ž-๐‘‘๐‘ข๐‘˜๐‘Ž, ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘ก๐‘Ž, ๐‘๐‘Žโ„Ž๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘๐‘–๐‘›๐‘ก๐‘Ž ๐‘‘๐‘Ž๐‘๐‘Ž๐‘ก ๐‘‘๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š ๐‘๐‘’๐‘›๐‘ก๐‘ข๐‘˜ ๐‘๐‘ข๐‘–๐‘ ๐‘–.

๐‘ƒ๐‘’๐‘›๐‘’๐‘Ÿ๐‘๐‘–๐‘ก๐‘Ž๐‘› ๐‘๐‘ข๐‘˜๐‘ข ๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘œ๐‘™๐‘œ๐‘”๐‘– ๐‘๐‘ข๐‘–๐‘ ๐‘– ๐‘–๐‘›๐‘– ๐‘š๐‘’๐‘Ÿ๐‘ข๐‘๐‘Ž๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘ค๐‘ข๐‘—๐‘ข๐‘‘ ๐‘˜๐‘Ÿ๐‘’๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘ฃ๐‘–๐‘ก๐‘Ž๐‘  ๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘”๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ข ๐‘‘๐‘– ๐พ๐‘Ž๐‘™๐‘–๐‘š๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘Ž๐‘› ๐‘†๐‘’๐‘™๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž๐‘› ๐‘˜โ„Ž๐‘ข๐‘ ๐‘ข๐‘ ๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž, ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘š๐‘–๐‘›๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘˜๐‘’๐‘๐‘’๐‘˜๐‘Ž๐‘Ž๐‘› ๐‘–๐‘›๐‘ก๐‘’๐‘™๐‘’๐‘˜๐‘ก๐‘ข๐‘Ž๐‘™ ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘ ๐‘’๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘๐‘Ÿ๐‘œ๐‘“๐‘’๐‘ ๐‘–๐‘œ๐‘›๐‘Ž๐‘™ ๐‘ก๐‘’๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘– ๐‘๐‘’๐‘›๐‘ก๐‘–๐‘›๐‘”๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘›๐‘”๐‘’๐‘š๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘Ž๐‘› ๐‘๐‘ข๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘™๐‘–๐‘ก๐‘’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ ๐‘– ๐‘‘๐‘– ๐‘˜๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘Ž๐‘› ๐‘”๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ข.

๐ด๐‘›๐‘ก๐‘œ๐‘™๐‘œ๐‘”๐‘– ๐‘๐‘ข๐‘–๐‘ ๐‘– ๐‘–๐‘›๐‘– ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘˜๐‘Ž๐‘ก ๐‘‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘– ๐‘๐‘Ÿ๐‘œ๐‘”๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘š ๐บ๐พ๐‘๐ต (๐บ๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ข ๐พ๐‘Ž๐‘™๐‘ ๐‘’๐‘™ ๐‘๐‘ข๐‘™๐‘–๐‘  ๐ต๐‘ข๐‘˜๐‘ข) ๐ต๐‘Ž๐‘ก๐‘โ„Ž ๐พ๐‘’๐‘‘๐‘ข๐‘Ž. ๐ธ๐‘ฃ๐‘’๐‘›๐‘ก ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘‘๐‘–๐‘”๐‘Ž๐‘”๐‘Ž๐‘  ๐‘๐‘’๐‘›๐‘’๐‘Ÿ๐‘๐‘–๐‘ก ๐‘๐‘ข๐‘˜๐‘ง๐‘’๐‘ง ๐ธ๐‘ฅ๐‘๐‘Ÿ๐‘’๐‘ ๐‘  ๐‘–๐‘›๐‘– ๐‘ ๐‘ข๐‘˜๐‘ ๐‘’๐‘  ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘”๐‘ข๐‘š๐‘๐‘ข๐‘™๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘ ๐‘’๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž๐‘˜ 95 ๐‘๐‘ข๐‘–๐‘ ๐‘– ๐‘‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘– 36 ๐‘˜๐‘œ๐‘›๐‘ก๐‘Ÿ๐‘–๐‘๐‘ข๐‘ก๐‘œ๐‘Ÿ ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘ก๐‘’๐‘Ÿ๐‘‘๐‘–๐‘Ÿ๐‘– ๐‘‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘– ๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘”๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ข ๐‘—๐‘’๐‘›๐‘—๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘‘๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž๐‘Ÿ โ„Ž๐‘–๐‘›๐‘”๐‘”๐‘Ž ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘’๐‘›๐‘”๐‘Žโ„Ž, ๐‘‘๐‘– ๐พ๐‘Ž๐‘™๐‘–๐‘š๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘Ž๐‘› ๐‘†๐‘’๐‘™๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž๐‘›.

๐‘ƒ๐‘ข๐‘–๐‘ ๐‘–-๐‘๐‘ข๐‘–๐‘ ๐‘– ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š ๐‘๐‘ข๐‘˜๐‘ข ๐‘–๐‘›๐‘– ๐‘š๐‘’๐‘Ÿ๐‘ข๐‘๐‘Ž๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘๐‘Ÿ๐‘œ๐‘‘๐‘ข๐‘˜ ๐‘˜๐‘œ๐‘›๐‘ก๐‘’๐‘š๐‘๐‘™๐‘Ž๐‘ ๐‘– (๐‘š๐‘ขโ„Ž๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž๐‘๐‘Žโ„Ž) ๐‘‘๐‘Ž๐‘› ๐‘ข๐‘›๐‘”๐‘˜๐‘Ž๐‘๐‘Ž๐‘› ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž๐‘Ž๐‘› ๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž๐‘  ๐‘˜๐‘’๐‘—๐‘Ž๐‘‘๐‘–๐‘Ž๐‘› ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘ก๐‘’๐‘Ÿ๐‘—๐‘Ž๐‘‘๐‘– ๐‘‘๐‘– ๐‘ ๐‘’๐‘˜๐‘’๐‘™๐‘–๐‘™๐‘–๐‘›๐‘” ๐‘˜๐‘–๐‘ก๐‘Ž ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘ ๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก ๐‘‘๐‘’๐‘›๐‘”๐‘Ž๐‘› ๐‘˜๐‘’๐‘๐‘Ÿ๐‘–โ„Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘›๐‘Ž๐‘›, ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘—๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘›๐‘Ž๐‘› โ„Ž๐‘–๐‘‘๐‘ข๐‘, ๐‘˜๐‘Ÿ๐‘–๐‘ก๐‘–๐‘˜ ๐‘ ๐‘œ๐‘ ๐‘–๐‘Ž๐‘™, โ„Ž๐‘–๐‘›๐‘”๐‘”๐‘Ž ๐‘˜๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘›๐‘‘๐‘ข๐‘Ž๐‘›, ๐‘‘๐‘Ž๐‘› ๐‘๐‘–๐‘›๐‘ก๐‘Ž.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Menyikapi Polemik #Tagar dengan Bijak

2019 melek bhs arab ok2

Mengamati riuh rendahnya dunia media sosial, tak dipungkiri,ย tagar atau hashtagย punya peran besar dalam meramaikannya. Gara-gara tagar, banyak peristiwa di dunia menjadi populer dan mampu menggerakkan massa. Sekedar menyebut contoh, saat tagar menjadi salah satu alat penggerak revolusi Mesir, Januari 2011. Tagar #jan25 di Mesir meningkat seminggu sebelum Presiden Hosni Mobarak lengser.Peran generasi milenial, yang merupakan 60% dari pengguna internet di Mesir, diyakini sangat besar. Merekalah yang berkumpul di Tahrir Square, Kairo, menuntut turunnya Mobarak setelah 30 tahun berkuasa.

Masih ingat tagar #KoinKeadilan yang dibuat untuk menyatakan simpati kepada Prita Mulyasari yang harus membayar denda kepada RS Omni karena ia didakwa mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut. Masyarakat yang simpati pada Prita ramai-ramai mengumpulkan uang koin, hingga akhirnya terkumpul dana yang terhitung fantastis.

Tagar #telolet atau #OmTeloletOm, bisa dengan cepat viral hingga menjadi trending topic dunia selama dua hari, meskipun bukan topik yang penting. Namun, topik โ€˜yang tidak pentingโ€™ ini jugalah yang membuat dunia media sosial yang penuh perbedaan dan kebencian menjadi lucu dan menyenangkan.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

200 BUKU REFERENSI BAHASA ARAB KONTEMPORER DI INDONESIA (Bag.2)

IMG_0542.JPG

DISCLAIMER :

  1. RILIS INI BERISI LIST/ DAFTAR 200 BUKU REFERENSI BAHASA ARAB KONTEMPORER DI INDONESIA TAHUN 2018.
  2. 200 BUKU TERPILIH MELIPUTI BERAGAM TEMA MELIPUTI METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB, SISTEM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB, MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB, STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB, PERMAINAN BAHASA ARAB, KURIKULUM BAHASA ARAB, PENULISAN BUKU TEKS BAHASA ARAB DAN BERAGAM ASPEK LAIN TENTANG BAHASA ARAB.
  3. LITERATUR DAN REFERENSI DITULIS OLEH SEJUMLAH PENULIS/ PAKAR BAHASA ARAB, DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA ATAU HASIL TERJEMAH DARI BAHASA ARAB, BAIK BUKU POPULER, BUKU AJAR ATAU HASIL PENELITIAN ILMIAH, TEORITIS MAUPUN PRAKTIS.
  4. RILIS DAFTAR BUKU DISUSUN SECARA RANDOM (ACAK) DAN TIDAK DIMAKSUDKAN MEMBUAT PEMERINGKATAN/ RANGKING BUKU.
  5. SEMUA BUKU YANG DIRILIS MERUPAKAN BUKU KOLEKSI PRIBADI DALAM PERIODESASI WAKTU TERTENTU (TAHUN 2005 SAMPAI SEKARANG). KALAU ADA BUKU YANG BELUM TERMASUK DALAM DAFTAR LIST, SEMATA KARENA LITERATUR TERSEBUT TIDAK/ BELUM DIMILIKI KARENA MINIMNYA INFORMASI/ AKSES SUMBER REFERENSI.
  6. RILIS DIBUAT UNTUK MEMUDAHKAN MAHASISWA, GURU, CALON GURU, DOSEN ATAU PEMINAT BAHASA ARAB DALAM MENGGALI/ MENGAKSES ANEKA REFERENSI YANG MEREKA BUTUHKAN.
  7. UNTUK TAHAP AWAL PENULIS BARU MERILIS 200 DAFTAR BUKU. JUMLAH INI AKAN TERUS BERTAMBAH (UPDATE) SEIRING DINAMIKA PERKEMBANGAN DUNIA PERBUKUAN DAN KHAZANAH KE-BAHASAARAB-AN DI TANAH AIR.
  8. PENULIS BERTANGGUNGJAWAB PENUH ATAS RILIS DAFTAR 200 BUKU REFERENSI BAHASA ARAB KONTEMPORER DI INDONESIA TERSEBUT.
  9. KE DEPAN, PERLU DIUPAYAKAN PENELAAHAN DAN PENGKAJIAN SECARA INTENSIF TERHADAP BUKU-BUKU LITERATUR BAHASA ARAB TERSEBUT YANG DAPAT MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI TANAH AIR.
  10. MARI BERSAMA MERAYAKAN DAN MENGHIDUPKAN LITERASI BAHASA ARAB!!

Read the rest of this entry »

Comments (4)

200 BUKU REFERENSI BAHASA ARAB KONTEMPORER DI INDONESIA (Bag.1)

IMG_30272

DISCLAIMER :

  1. RILIS INI BERISI LIST/ DAFTAR 200 BUKU REFERENSI BAHASA ARAB KONTEMPORER DI INDONESIA TAHUN 2018.
  2. 200 BUKU TERPILIH MELIPUTI BERAGAM TEMA MELIPUTI METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB, SISTEM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB, MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB, STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB, PERMAINAN BAHASA ARAB, KURIKULUM BAHASA ARAB, PENULISAN BUKU TEKS BAHASA ARAB DAN BERAGAM ASPEK LAIN TENTANG BAHASA ARAB.
  3. LITERATUR DAN REFERENSI DITULIS OLEH SEJUMLAH PENULIS/ PAKAR BAHASA ARAB, DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA ATAU HASIL TERJEMAH DARI BAHASA ARAB, BAIK BUKU POPULER, BUKU AJAR ATAU HASIL PENELITIAN ILMIAH, TEORITIS MAUPUN PRAKTIS.
  4. RILIS DAFTAR BUKU DISUSUN SECARA RANDOM (ACAK) DAN TIDAK DIMAKSUDKAN MEMBUAT PEMERINGKATAN/ RANGKING BUKU.
  5. SEMUA BUKU YANG DIRILIS MERUPAKAN BUKU KOLEKSI PRIBADI DALAM PERIODESASI WAKTU TERTENTU (TAHUN 2005 SAMPAI SEKARANG). KALAU ADA BUKU YANG BELUM TERMASUK DALAM DAFTAR LIST, SEMATA KARENA LITERATUR TERSEBUT TIDAK/ BELUM DIMILIKI KARENA MINIMNYA INFORMASI/ AKSES SUMBER REFERENSI.
  6. RILIS DIBUAT UNTUK MEMUDAHKAN MAHASISWA, GURU, CALON GURU, DOSEN ATAU PEMINAT BAHASA ARAB DALAM MENGGALI/ MENGAKSES ANEKA REFERENSI YANG MEREKA BUTUHKAN.
  7. UNTUK TAHAP AWAL PENULIS BARU MERILIS 200 DAFTAR BUKU. JUMLAH INI AKAN TERUS BERTAMBAH (UPDATE) SEIRING DINAMIKA PERKEMBANGAN DUNIA PERBUKUAN DAN KHAZANAH KE-BAHASAARAB-AN DI TANAH AIR.
  8. PENULIS BERTANGGUNGJAWAB PENUH ATAS RILIS DAFTAR 200 BUKU REFERENSI BAHASA ARAB KONTEMPORER DI INDONESIA TERSEBUT.
  9. KE DEPAN, PERLU DIUPAYAKAN PENELAAHAN DAN PENGKAJIAN SECARA INTENSIF TERHADAP BUKU-BUKU LITERATUR BAHASA ARAB TERSEBUT YANG DAPAT MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI TANAH AIR.
  10. MARI BERSAMA MERAYAKAN DAN MENGHIDUPKAN LITERASI BAHASA ARAB!!

Read the rest of this entry »

Comments (2)

Try Out dan Bimbel, So What Next?

tryout-un

Sebentar lagi siswa-siswi tingkat terakhir dalam suatu jenjang pendidikan, mulai dari kelas VI SD, kelas IX SMP, dan kelas XII SMA/K, sederajat akan mengikuti Ujian Nasional (UN) yang seyogianya akan dilaksanakan pada bulan April tahun ini. Hiruk pikuknya pun sudah terasa. Tinggal โ€˜menghitung hariโ€™, UN akan segera berlangsung. Berbagai macam persiapan pun dilakukan. Mulai dari kegiatan Try Out, Simulasi UN hingga Bimbingan Belajar (Bimbel).

Laris manis bak kacang goreng, kegiatan Try Out dan Bimbel dilaksanakan di sekolah-sekolah, mulai di kota kecil maupun di kota-kota besar, baik oleh sekolah, lembaga bimbingan belajar, atau pun LSM pendidikan. Dan intensitasnya belakangan ini semakin dimasifkan. Hal ini dilakukan tentunya agar siswa-siswi yang akan mengikuti Ujian Nasional lebih โ€˜siap tempurโ€™ dalam mengikuti UN.

Try Out atau sering disebut TO bukanlah hal yang baru bagi siswa, guru atau pun orang tua. TO yang awalnya diadakan oleh lembaga Bimbel, sekarang sudah merambah ke sekolah-sekolah, bahkan pemerintah sendiri ikut serta memprogramkan kegiatan ini, yang biasanya dijadwalkan dua sampai tiga kali sebelum pelaksanaan UN.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh TO ini cukup besar karena siswa dilatih dan dikondisikan untuk mengerjakan soal dalam suasana seperti UN, baik dalam hal soal, waktu, lembar jawaban (LJK) sampai denah posisi duduk pun sudah โ€˜disettingโ€™ seperti pelaksanaan UN sesungguhnya, sehingga siswa tidak panik ketika waktu UN tiba. Suasana UN sudah terkondisikan sejak awal.

Memang itulah yang diperlukan oleh siswa selain kesiapan dalam menjawab soal. Selain menguasai kisi-kisi soal (SKL) yang akan diujikan, siswa juga harus dipersiapkanย  mental dan spiritualnya untuk menghadapi UN. Ketidaklulusan dalam UN bukan hanya disebabkan siswa tidak bisa menjawab soal atau tidak belajar, tetapi bisa jadi karena panik, perlengkapan yang harus dibawanya ketinggalan atau hal-hal teknis lainnya sehingga konsentrasi siswa terganggu dan tidak fokus dalam mengerjakan soal-soal UN.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

โ€œGempa Literasiโ€ di Tanah Banjar, Siapa Peduli?

Gempa literasi. Sebuah gerakan kebudayaan di tingkat lokal untuk โ€œIndonesia Membacaโ€, digagas oleh teman-teman penggiat literasi di seluruh Indonesia.Gerakan Kebudayaan ini bermula pada Sabtu, 26 November 2011 lalu, ketika sekitar 30 komunitas literasi yang tergabung di dalam Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Indonesia berkumpul di Bandung, mencanangkan penyulutan sumbu Gempa Literasi secara serentak di 33 titik provinsi.

Disebut sebagai suatu โ€˜gempaโ€™ karena gerakan ini akan dilancarkan di 33 provinsi sehingga diharapkan sejak ia dimulai pada 23 April 2012 nanti, bisa membuat goncangan gempa susul-menyusul sehingga melalui gerakan kebudayaan, khususnya membaca,ย  mampu menggoyangkan bangunan kebodohan menjulang di tanah air.

Gerakan Gempa Literasi bisa diadopsi atau diselenggarakan oleh siapa saja. Secara kelembagaan Forum Taman Bacaan Masyarakat tentu akan bekerja aktif, di samping itu gerakan ini bisa dilakukan olehย  LSM, atau institusi pemerintah seperti Kemendiknas, bahkan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah dengan produk bernama perpustakaan desa.

Bentuk-bentuk kegiatannya, mengutip penjelasan Agus Irkham, Litbang Forum TBM dalam www.kubukubuku.blogspot.com adalah: Pertama, berupa orasi literasi dari pejabat atau tokoh setempat, bisa gubernur, bupati, camat, bahkan RW dan RT. Dengan orasi literasi, warga di sekitar TBM akan tahu isi kepala pemimpinnya. Kemudian naskah orasi literasi ini, kelak akan dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku.

Read the rest of this entry »

Comments (2)

Membangun Banjar dengan Buku (Sahibar Burinik Anak Banua)

Ada yang menarik dari puncak hajatan Milad Kesultanan Banjar yang digelar 10 Desember 2011 lalu. Lima buku diluncurkan, yang menandai mulai menggeliatnya kerja dan gerakan kebudayaan yang dilakukan Kesultanan Banjar di bawah pimpinan Pangeran H. Khairul Saleh.

Lima buku itu, Berkhidmat untuk Tahta Budaya yang disusun oleh Bambang Edi, Raja Diraja Kerajaan Banjar oleh HM Said, komik Perang Banjar Pimpinan Pangeran Antasari karya Syamsiar Seman, Refleksi Budaya Banjar oleh Ahmad Barjie B., ditambah dengan Jalan Sunyi Kebudayaan karya Randu Alamsyah. Semuanya diterbitkan oleh penerbit dari Tanah Banjar.

Di tengah kegalauan kita sebagai orang Banjar yang dilihat dari sisi literasi masih sangat mengkhawatirkan, momentum peluncuran buku ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri. Ia seolah menjadi penyemangat bagi kita dan generasi selanjutnya, bahwa Banjar bisa bersejajar dengan propinsi lain yang lebih dulu berbudaya literer.

Agak malu hati juga sebenarnya kalau membicarakan dunia perbukuan di Tanah Banjar. Apalagi hendak membandingkan dengan Yogyakarta, Bandung, atau Jakarta.

Read the rest of this entry »

Comments (6)

Guru, Jangan Kalah Sama Pocong!


Kebanyakan pengguna jejaring sosial Twitter pasti akrab dengan akun @poconggg yang saat ini memiliki 1,5 juta followers mengalahkan akun @presidenSBY yang punya pengikut hanya ribuan. Popularitas @poconggg pun semakin melangit setelah dirilis menjadi sebuah buku yang super laris: Poconggg juga Pocong.

Nama Arif Muhammad mendadak populer usai diketahui bahwa dirinyalah pemilik akun twitter tersebut. Pria kelahiran Batam, 26 Oktober 1990 itu pun tak mengira kicauannya di Twitter itu kini menjelma menjadi buku laris. Ketika diterbitkan pada bulan Juli 2011 oleh penerbit Bukune, Jakarta. Cetakan pertamanya langsung ludes dalam waktu 15 menit.

Melansirkan pemberitaan detikhot.com, pencapaian penjualan Pocongg Juga Pocong ini luar biasa, bahkan mengalahkan buku berjudul โ€œNegeri Lima Menaraโ€ yang hanya dipesan 50 buku per hari. Pocong Juga Pocong, menjadi buku best seller di Toko Buku Gramedia hingga beberapa bulan, mengikuti jejak novel Kambing Jantan milik blogger Raditya Dika beberapa waktu sebelumnya.

Sejak dirilis, rata-rata pembeli buku ini mencapai 100 orang per hari. Bahkan untuk membeli buku bergenre komedi ini, para pembaca harus memesan terlebih dahulu. Kesuksesan Pocong tak hanya sampai di situ. Kini rumah produksi Maxima Pictures pun bahkan sudah โ€œmenyulapโ€ buku itu menjadi sebuah film dengan judul sama.

Read the rest of this entry »

Comments (2)

Seminar Motivasi (Antara Seremoni dan Perubahan)

seminar-motivasi

Benarkah guru tidak mampu menulis atau tidak terbiasa menulis? Cobalah amati buku-buku di perpustakaan atau di toko-toko buku. Hitunglah, berapa banyak buku yang ditulis oleh para guru. Anda membaca surat kabar? Hitunglah berapa banyak artikel yang ditulis oleh para guru. Pasti jarang sekali, bukan?

Menulis memang gampang-gampang susah. Selain butuh niat dan motivasi, keberanian untuk mulai menulis ternyata tak mudah bagi sebagian orang, termasuk guru.

Hal tersebut yang menjadi pembicaraan hangat dalam Seminar Motivasi Penulisan, yang digelar di aula MAN 2 Model Banjarmasin, Sabtu 14 Pebruari 2009. Diikuti oleh lebih dari 150-an peserta, terdiri dari guru-guru SD, SMP, SMA dan sederajat. Seminar tersebut mencoba membuka wawasan tentang dunia tulis-menulis.

Tidak saja nara sumbernya yang sudah akrab dengan dunia penulisan, tapi juga tema yang diangkat juga menarik, yakni โ€œDengan Menulis, Kita Tingkatkan Kompetensi dan Kreativitas Guruโ€.

Penanggung jawab kegiatan dari MAN 2 Model Banjarmasin sengaja menghadirkan nama-nama yang beken di dunia penulisan di banua. Antara lain: Ersis Warmansyah Abbas (ada yang gak kenal? angkat tangan ya!), Bapak H. Syamsiar Seman (tokoh budayawan Banjar), Aliansyah Jumbawuya (Jurnalis Banjarmasin Post dan Serambi Ummah) dan juga Sandi Firly (Redaktur Radar Banjarmasin).

Suasana terasa lebih menyegarkan dengan kolaborasi para penulis muda, Farah Hidayati (Cerpenis Banua menetap di Jakarta, penulis novel โ€œRumah Tumbuhโ€), Syamsuwal Qomar (Penulis buku โ€œGeliat Pemikiran Kampusโ€) dan Rahayu Suciati (Penulis buku โ€œAku Bangga Jadi Urang Banjarโ€).

Selain itu, seminar kemarin juga terasa greget karena meng-agendakan Bedah Buku โ€œJazirah Cintaโ€ bersama sang penulis Randu Alamsyah. Bapak Zulfaisal Putera (sastrawan yang juga seorang guru) secara khusus memberikan testimoni untuk novel ini.

Read the rest of this entry »

Comments (17)

Randu dan Membangun Banjar dengan Buku

jazirah

Pada tanggal 21 Desember 2008, ketika saya bersama Suhadi dan Aliansyah bertamu (lebih tepatnya diundang) ke kediaman Ersis Warmansyah Abbas, saya berjumpa pertama kali dengan Randu Alamsyah, sang penulis novel โ€œJazirah Cintaโ€. Tak tanggung-tanggung, novelnya yang berlatarbelakang Kalsel mendapat pujian dari artis cantik Zaskia Adya Mecca.

Kesan pertama, ustadz Pondok Pesantren Darul Ilmi, Banjarbaru ini ternyata masih cukup belia. Lelaki kelahiran Manado 25 Juni 1983 dengan rambut sedikit gondrong. Pemilik nama asli Muhammad Nur Alam Machmud ini, konon menulis novel ketika dalam kondisi serba terbatas di tengah hutan. Diskusi dan perbincangan yang digelar membersitkan makna dalam hatiku, bahwa Randu adalah โ€œanugerahโ€ bagi Tanah Banjar.

Dengan bahasanya yang polos, cerdas dan apa adanya, ia menceritakan proses kreatifnya. Sebelum masuk dalam dunia tulis menulis, rupanya ia termasuk anak โ€œpengembaraโ€ dan inilah yang diakuinya sebagai awal di mana ia mengenal dunia tulisan. Hampir seluruh kota besar di Indonesia sudah pernah disinggahinya. Woowโ€ฆ

Sehabis diskusi tersebut, pikiran saya kembali ke banua Banjar. Mungkinkah ada sosok Randu-Randu lain di propinsi yang terkenal dengan budaya mawarung? Yang lebih mementingkan โ€œmulutโ€ dibandingkan dengan otak sebagai wadah pikiran? (Mohon maaf kalau ada yang tersinggung,hehe).

Menonjolkan sosok Randu bukan berarti yang lain tak bernilai, namun lebih karena saat ini saya ingin membahasnya. Penasaran dengan novelnya, saya sempatkan waktu mengunjungi Toko Buku Gramedia Duta Mall Banjarmasin. Tak ingin pulang hampa, saya terpesona buku bersampul mempesona anak banua โ€œJazirah Cintaโ€, di antara jejeran ratusan buku novel cinta, dengan embel-embel pembangun jiwa.

Read the rest of this entry »

Comments (24)

Menulis ala “Sang Guru Menulis”

virsmzikirmforblog menulisberbunga-bungaforblog menulisdengangembira menulismarimenulis nulismudah2 menulismudahblog

โ€œSebagai urang banua, mari kita lanjutkan tradisi hebat yang dibangun Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Di zaman mesin tulis belum populer, apalagi komputer dan internet, beliau telah menulis belasan buku. Ketika etnik-etnik Nusantara lainnya belum menulis, Datuk kita telah mencontohkan bagaimana menulis sangat positif. Buku beliau dipakai di manca negara. Paling populer, Sabilal Muhtadinโ€ฆโ€ (Ersis Warmansyah Abbas)

Di dalam dunia kepenulisan, nama Ersis Warmansyah Abbas (EWA) tidak asing lagi bagi kita. Beliau adalah salah seorang yang aktif mengajak generasi muda di banua ini untuk membiasakan kegiatan membaca dan menulis. Lewat buku-bukunya kita bisa membaca bagaimana โ€œvirusโ€ baca tulis itu ditularkan.

Pada mulanya, saya membaca salah satu buku beliau yang berjudul Menulis Sangat Mudah, terbitan Mata Khatuliswa, Desember 2006 yang pada Januari 2007 dicetak ulang. Kesan saya pertama kali membaca buku itu, bahasanya yang mengalir dan enak dibaca, tidak membuat bosan. Lembar demi lembar sarat dendang menyamankan, memandang enteng menulis, atau sedikit maulu-ulu kesadaran naif diri kita.

Pada intinya beliau mengatakan bahwa menulis itu mudah dan menyenangkan, menulis itu mengasyikkan, menulis itu membebaskan, menulis itu menata pikiran. Dengan kemanfaatan dari aktivitas itu, membuat kita tidak punya alasan lagi untuk tidak menulis.

Read the rest of this entry »

Comments (11)

Optimalisasi Blog untuk Pembelajaran

blog

Blog adalah salah satu aplikasi internet content yang sangat digemari saat ini, karena di samping tersedia secara gratis pada masing-masing server-nya, seorang pemilik blog tidak harus menguasai script pemrograman walaupun sedikit. Kesederhanaan, kesimpelan dan kemudahan dalam manajemennya menjadikan blog semakin populer.

Blog juga menjadi fenomena belakangan ini, karena mengingat reportase dan jurnalisme blak-blakan dapat dilakukan lewat blog, sehingga tak jarang para jurnalis dari mainstream publication merasa tersaingi. Mengapa? Sebab, mereka kehilangan monopoli dan kendali atas reportase suatu berita. Ini bukan hanya menyangkut cara reportasenya, tetapi juga dalam memilih apa yang cocok dan disukai oleh publik.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Guru, Dipuja dan Disia-Sia

guru-sia-sia1

Terpujilah wahai engkau Ibu Bapak guru//Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku//Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku//Sโ€™bagai prasasti trima kasihku โ€˜tuk pengabdianmu//Engkau bagai pelita dalam kegelapan//Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan//Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa//

Bait yang indah dan selalu dikenang, terlebih setiap 25 November dalam rangkaian peringatan Hari Guru Nasional. Tak ada yang menampik bahwa lagu ini memang indah. Sayang, keindahannya tidak berjalan linier dengan nasib mayoritas guru di Indonesia.

28 tahun sudah usia hymne ini. Selama itu pula gelar ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ selalu disandangkan kepada guru. Di satu sisi gelar ini amat menyanjung, namun di sisi yang lain justru kurang menguntungkan bagi profesi guru. Pasalnya, seringkali penghargaan yang mereka terima tak lebih dari sekadar pemanis bibir, sloganistis, dan bernuansa verbalisme.

Akibat verbalisme dan sloganisme inilah dunia pendidikan di Indonesia tak kunjung membaik, bahkan terpuruk. Termasuk di dalamnya adalah keterpurukan nasib mayoritas guru itu sendiri. Guru dikesankan sebagai kelompok masyarakat yang melakukan pekerjaan โ€tulus ikhlasโ€ tanpa boleh menuntut hak dan kesejahteraan yang semestinya.

Read the rest of this entry »

Comments (3)

IAIN Antasari: Sebuah Refleksi Kecintaan

logo-iain

Adalah IAIN Antasari Banjarmasin yang pada tanggal 20 November 2008 menapaki usia yang ke 44 tahun. Sesuai dengan proses perjalanan waktu, IAIN Antasari sudah menjadi โ€œmakhlukโ€ institusi pendidikan yang secara psikologis โ€œterkesanโ€ lebih dewasa dan โ€œmatangโ€.Perjalanan panjang yang sudah ditempuh IAIN selama ini, sudah lebih dari cukup untuk dijadikan proses pembelajaran (learning process) dalam rangka menyongsong masa depan yang lebih baik. Semua โ€œbatu sandungโ€ yang selama ini menjadi kendala, patut dijadikan pelajaran yang berharga untuak selalu dicarikan alternatif pemecahannya.

Lazimnya, usia 44 tahun merupakan tahapan final pematangan sikap mental bagi manusia pada umumnya. Sebagian pakar psikologi mengkatagorikan usia 40 tahunan adalah starting-point perubahan identitas, baik yang berorientasi progress (maju) maupun regress (mundur). Arti kata, di usia 40 tahunan, seseorang akan diverifikasi tingkat kedewasaannya dalam menentukan arah perjalanan hidupnya di masa depan. Sekedar ilustrasi, Nabi Muhammad SAW. pun dilantik menjadi Rasul oleh Allah SWT di saat usia 40 tahun, meskipun pada gilirannya hanya Allah sendiri yang mengetahui rahasia dibalik kematangan usia tersebut.

Read the rest of this entry »

Comments (4)

Menjadi Guru Profesional, Bukan Sekedar Lulus Uji Sertifikasi

1494675

Wacana tentang profesionalisme guru kini menjadi sesuatu yang mengemuka ke ruang publik seiring dengan tuntutan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Oleh banyak kalangan mutu pendidikan Indonesia dianggap masih rendah karena beberapa indikator antara lain:

Pertama, lulusan dari sekolah dan perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Bekal kecakapan yang diperoleh di lembaga pendidikan belum memadai untuk digunakan secara mandiri, karena yang terjadi di lembaga pendidikan hanya transfer of knowledge semata yang mengakibatkan anak didik tidak inovatif, kreatif bahkan tidak pandai dalam menyiasati persoalan-persoalan di seputar lingkungannya.

Kedua, Peringkat indeks pengembangan manusia (Human Development Index) masih sangat rendah. Menurut data tahun 2004, dari 117 negara yang disurvei Indonesia berada pada peringkat 111 dan pada tahun 2005 peringkat 110 dibawah Vietnam yang berada di peringkat 108.

Ketiga, Mutu akademik di bidang IPA, Matematika dan Kemampuan Membaca sesuai hasil penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2003 menunjukan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk bidang IPA, Indonesia berada pada peringkat 38, untuk Matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat 39.

Keempat, sebagai konsekuensi logis dari indikator-indikator diatas adalah penguasaan terhadap IPTEK dimana kita masih tertinggal dari negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Read the rest of this entry »

Comments (8)

Perlukah Transformasi Sejarah Lokal Banua Banjar?

SUDAH milyaran rupiah dana yang dihamburkan agar penataran dan pelatihan untuk memantapkan rasa kebangsaan dapat terwujud. Disamping itu media massa, lewat media cetak dan media elektronik, juga diserutkan agar segenap generasi muda dapat memahami arti semangat kepahlawanan dan etos perjuangan bangsa.

Semangat kepahlawanan adalah semangat yang tidak mengenal istilah pantang mundur demi meraih kemerdekaan. Malah nyawa, harta dan keluarga adalah taruhannya. Bagaimanakah semangat generasi muda bangsa kita saat ini? Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, kita dapat mengatakan bahwa rata-rata generasi muda sekarang banyak yang tidak memiliki semangat kepahlawanan.

Andaikata kita pajangkan sederet nama mulai dari nama artis sinetron, olahragawan sampai kepada nama tokoh pahlawan yang telah berjasa banyak bagi bangsa ini. Maka artis dan olahragawan kerapkali sebagai tokoh Idola mereka yang utama, dan para pahlawan sering sekedar idola pelengkap saja. Sebetulnya tidak salah kalau generasi muda termasuk anak didik kita menjadikan para artis dan olahragawan sebagai idola mereka, tidak mengapa bila tokoh-tokoh idola mereka baik luar-dalam. Maksudnya penampilan luarnya sama baik dengan karakter mereka yang sesungguhnya.

Read the rest of this entry »

Comments (6)

Pendidikan dan Gerakan Anti Korupsi

Masalah korupsi kini mencuat lagi. Belum lama ini berita-berita di media massa, baik cetak maupun elektronik, kembali dan mungkin terus mempertontonkan geliat praktik korupsi elite politik, pejabat dan mantan pejabat yang belum tuntas diusut di negeri โ€œkorupโ€ ini.

Seolah hilang satu tumbuh seribu.Itulah peribahasa yang mungkin tepat menggambarkan fenomena praktik korupsi di Indonesia yang sudah menjangkit di mana-mana bak jamur di musim hujan. Modus praktik korupsi hampir terjadi di seluruh aspek kehidupan. Mungkin bisa dikatakan, tidak ada bidang kehidupan yang tidak tercemar virus korupsi, termasuk dalam pendidikan nasional kita.

Lord Acton dalam salah satu karyanya mengkritik kekuasaan yang bertalian erat dengan ragam aspek kehidupan yang rentan terjadi korupsi. โ€œPower tends to corrupt, and absolute power tends to corrupt absolutelyโ€, ungkap Acton. Baginya, kekuasaan cenderung untuk berbuat korupsi. Tesis Acton tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan Montesquieu dalam Le Esprit Des Lois (The Spirit of Law), bahwa terhadap orang yang berkuasa ada tiga kecenderungan. Pertama, kecenderungan untuk mempertahankan kekuasaan. Kedua, kecenderungan untuk memperbesar kekuasaan. Ketiga, kecenderungan untuk memanfaatkan kekuasaan.

Read the rest of this entry »

Comments (1)

Kekerasan (Politik) dan Agenda Pendidikan Kita

Pendidikan adalah sahutan paling ujung yang masih sempat dipercaya, ketika kecemasan terbit dan kita nyaris kehilangan kepercayaan kepada semua hal. Kita tercemas oleh sejumlah anomali dan kontradiksi yang sesehari datang menerpa layar kesadaran kita. Ketika frekuensi terpaan itu semakin meningkat, dan di lain pihak institusi-institusi sosial-politik dan pranata-pranata lainnya terasa โ€œlembekโ€ maka kecemasan itu pun kian menjadi. Dalam cemas itulah kita menengok, dan sekaligus mendamba, akan peranan pendidikan.

Celakanya, tindakan kekerasan sedang menghinggapi kehidupan perpolitikan nasional. Masih hangat dalam ingatan kita, betapa aspek kekerasan begitu mengemuka ketika menjelang Pemilu 2004 lalu, beberapa anggota dan simpatisan partai politik tertentu melakukan cap jempol darah, sebagai perlambang kesetiaan dan kesiapan untuk โ€œberjuangโ€ agar calon presiden mereka dikukuhkan oleh MPR. Pemilu 2004 juga diwarnai bentrok antarmassa pendukung partai politik. Di Buleleng, Bali, bentrok antara massa PDI Perjuangan dengan Partai Golkar bahkan menewaskan dua kader Beringin. Kekerasan politik tersebut praktis menaikkan tensi politik menjelang Pemilu 2004.

Suasana makin panas, karena elite kedua partai politik mengeluarkan komentar yang saling menegasikan. Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan bahwa terbunuhnya dua kader Golkar di Buleleng tidak bisa ditoleransi. Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Soetjipto membela diri bahwa banteng-banteng PDIP tidak akan mengamuk kalau tidak diganggu.

Read the rest of this entry »

Comments (4)

Waspada Narkotika di Sekolah

DALAM beberapa tahun belakangan ini, berita tentang narkotika tidak pernah ada habisnya. Penggerebekan, penangkapan, mereka yang harus mendekam di balik jeruji besi akibat penyalahgunaan narkotika dan seterusnya. Peredarannya semakin marak dan meluas dari kota besar ke daerah sekitarnya, dari kalangan menengah ke kelompok paling bawah, dan dari kelompok remaja ke anak-anak.

Penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Dari sekian banyak permasalahan yang ditimbulkan sebagai dampak penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif antara lain adalah perubahan perilaku menjadi perilaku antisosial, gangguan kesehatan, menurunkan produktivitas kerja secara drastis, mempertinggi jumlah kecelakaan lalu lintas, kriminalitas, dan tindak kekerasan lainnya.

Hal ini lebih diperburuk lagi dengan mudahnya terjadi komplikasi medik berupa kelainan paru, gangguan fungsi liver, hepatetis, dan penularan HIV/AIDS karena pemakaian jarum suntik secara bergantian (Dadang Hawari; 2002).

Jumlah korban yang tewas setiap harinya akibat mengonsumsi narkoba mencapai 41 orang atau setahun sekitar 15.000 orang (mayoritas remaja) Indonesia tewas karena penyalahgunaan narkotika Dalam kata lain, penyalahgunaan narkotika membawa pada kematian yang mengenaskan dan sia-sia.

Read the rest of this entry »

Comments (7)

Cerdas, Tak Hanya di Atas Kertas

Conan Edogawa, detektif cilik nan imut yang hidup dalam dunia fiksi ini dikenal karena kejeniusannya dalam mengungkap kasus-kasus pembunuhan. Karakter yang sama juga terdapat pada Chinmi. Jago kungfu asal Kuil Dairin ini juga mampu menarik minat pembaca komik โ€œKungfu Boyโ€ dengan kecerdasannya dalam mempelajari jurus kungfu yang diuraikan seilmiah mungkin. Dua tokoh fiksi ini mmemang hidup di dunia komik. Tapi kecerdasannya digilai para penggemarnya di dunia nyata. Jangan-jangan, kita salah satu fans mereka.

Ya, jadi orang cerdas memang impian. Di sekolah, cerdas identik dengan popularitas. Siswa cerdas pasti tidak akan luput dari perhatian guru dan pihak sekolah. Soalnya siswa model begini jadi aset berharga untuk mengharumkan nama baik sekolah dengan ukiran prestasinya.

Tapi cerdas yang bagaimana? Ini yang jadi soal. Sebab saat ini, kebanyakan orang menganggap kecerdasan selalu berkaitan dengan intelektual, langganan juara kelas, atau jago mengerjakan soal-soal rumit pelajaran Fisika, Matematika, Kimia, atau Biologi. Seolah tidak ada parameter pemaaf, penyabar, empati, suka menolong atau aktivis dakwah pada diri seorang siswa cerdas.
Read the rest of this entry »

Comments (4)

Buku, Tradisi Menulis dan Kebangkitan Nasional

โ€œSebagai urang banua, mari kita lanjutkan tradisi hebat yang dibangun Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Di zaman mesin tulis belum populer, apalagi komputer dan internet, beliau telah menulis belasan buku. Ketika etnik-etnik Nusantara lainnya belum menulis, Datuk kita telah mencontohkan bagaimana menulis sangat positif. Buku beliau dipakai di manca negara. Paling populer, Sabilal Muhtadinโ€ฆโ€ (Ersis Warmansyah Abbas)

Menulis di kalangan Islam, sebenarnya mempunyai akar sejarah yang sangat kuat. Ini dibuktikan dengan banyaknya karya-karya cendekiawan muslim, yang bisa kita lihat dan kita baca sampai sekarang. Di mana dengan berbagai karyanya tersebut, para cendekiawan Islam dikenal tidak hanya di kalangan Islam sendiri, tetapi juga oleh orang non muslim.

Avessina (Ibnu Shina), adalah contoh kecil cendekiawan muslim yang kepakarannya terutama di bidang kedokteran, sangat diakui. Di mana buah karyanya berjudul al Qanuun fi al-Thibb, menjadi rujukan oleh mereka yang belajar kedokteran. Bahkan dengan karyanya itu, ia โ€œdinobatkanโ€ sebagai bapak kedokteran dunia.

Cendekiawan lain adalah Imam al-Ghazali. Di mana magnum opus-nya Ihyaโ€™ Ulumiddin, konon menjadi rujukan oleh negeri Barat (dan Eropa) selama lebih kurang 7 abad lamanya.
Karya-karya mereka lah yang membuat mereka dikenal. Karya yang tidak lapuk oleh waktu, karena ditulis dalam sebuah media bernama buku atau kitab, sehingga bisa dinikmati oleh generasi yang jauh di bawahnya.

Read the rest of this entry »

Comments (3)

Guru, Episentrum Kebangkitan Nasional

Berita mengenai penderita gizi buruk terus meningkat. Kematian seorang ibu di Makasar beberapa waktu lalu bersama anaknya karena kelaparan makin membuat bangsa ini getir. Belum juga usai, seorang ibu di Tangerang meregang nyawa karena tak kuat berobat ke rumah sakit. Ia sakit dan tak punya biaya ke puskesmas. Karena sakit, sang ibu miskin ini tidak makan selama tiga hari. Bayangkan! Akibatnya pun fatal. Sang ibu meninggal dunia.

Bangsa ini perlu bangkit. Namun, dari mana kita memulai kebangkitan bangsa ini? Jawabannya: dari dunia pendidikan. Pendidikan diyakini bisa berdampak pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia.

Pendidikan juga diyakini bisa mengangkat derajat bangsa menjadi lebih beradab dan modern. Itu sebabnya, pendidikan menjadi kunci kebangkitan bangsa ini.

Read the rest of this entry »

Comments (1)

Menuju “Titik Balik” Kebangkitan Pendidikan Bangsa

Menurut Human Development Reports , HDR 2002 (Laporan Pembangunan Manusia 2002) yang dikeluarkan oleh Program Pembangunan PBB ( United Nations Development Programme, UNDP) tentang Human Development Indicators 2002, Indonesia menempati peringkat 110 dari 173 negara yang diteliti dengan Human Development Index (HDI) 0.684. Posisi Indonesia itu jauh di bawah negara anggota ASEAN, misalnya Singapura (25), Brunei Darussalam (32), Malaysia (59), Thailand (70), Vietnam (109).

Kemudian pada HDR 2003, indeks tersebut merosot menjadi 0,682. Penurunan indeks yang mencerminkan memburuknya kualitas manusia Indonesia ini juga terlihat dari menurunnya peringkat HDI, dari urutan 110 ke 112, sementara Malaysia naik ke peringkat 58 dan Vietnam masih di urutan ke 109. ( Kliping Suara Pembaharuan, 2003)

Ironis memang. Dua puluh tahun yang lalu, Malaysia masih belajar banyak dalam bidang pendidikan kepada Indonesia. Kini kualitas pendidikan negerinya Siti Nurhaliza itu jauh di atas โ€˜mantan guru’-nya. Ketika negara tetangga giat menggenjot prestasi intelektual kaum terpelajarnya, negerinya Samson Betawi ini malah disibukkan dengan audisi AFI, Indonesian Idol, KDI atau Pentas Idola Cilik.

Read the rest of this entry »

Comments (3)

Merekat (Kembali) Cermin Retak Pendidikan Kita

Menjelang peringatan hari Pendidikan Nasional 2 Mei adalah waktu yang tepat untuk mulai merekat (ulang) kembali cermin retak pendidikan kita. Betapa persoalan pendidikan Indonesia adalah masalah krusial yang harus segera dibenahi. Betapa tidak, menurut laporan tahunan Human Development Index UNDP, kualitas Indonesia berada di posisi sangat memprihatinkan, yakni 111 dari 175 negara.

Tragisnya, angka ini kalah jauh dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia yang berada di urutan 58, Thailand 76 dan Filipina 83. Adapun hasil survei tentang kualitas pendidikan di Asia yang dilakukan oleh PERC (The Political and Economic Risk Country) yang berbasis di Hong Kong, Indonesia menempati urutan ke-12 atau yang terburuk.

Read the rest of this entry »

Comments (2)

Strategi Hadapi Ujian Akhir Nasional

Kontroversi dibalik Ujian Nasional belum berakhir, tetapi pemerintah tetap pada keputusan untuk melaksanakan UAN sebagai salah satu standar kelulusan. Sebagai pendidik, orang tua ataupun siswa kita tidak perlu berpolemik terhadap hal tersebut, sekarang saatnya kita mempersiapkan untuk menghadapi Ujian Nasional yang dilaksanakan pada bulan April ini, โ€œoptimis dan percaya diriโ€ adalah sikap yang tepat untuk menghadapi hal tersebut.

Sebagai guru atau pendidik harus memanfaatkan waktu yang sangat singkat ini untuk mempersiapkan kematangan peserta didik, baik secara teknis maupun secara mental. Guru adalah seorang โ€œpelatihโ€ yang akan memberikan inspirasi, mengarahkan dan โ€œmengatur seranganโ€ sehingga tercapainya sebuah โ€œgoalโ€ yaitu lulus Ujian Nasioanal. Secara teknis, guru memberikan gambaran tentang Ujian Akhir Nasional, mengenai kisi-kisi soal yang akan diujikan, cara bagaimana membagi waktu mengerjakan soal dalam ujian sehingga tidak kekurangan waktu.

Oleh karena itu boleh juga diberikan kiat-kiat bagaimana menjawab soal dengan waktu yang singkat dan tepat. Guru memberikan beberapa alternatif penyelesaian soal misalnya dalam pelajaran Matematika, soal tentang limit fungsi ada beberapa cara untuk menyelesaikannya. Kemudian guru dapat merekomendasikan cara yang mana yang cocok untuk digunakan dalam ujian nasional.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui MGMP

Seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, setiap guru dituntut meningkatkan profesionalisme guru. Dengan kata lain, setiap guru harus meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial maupun profesional. Dengan kompetensi ini guru diharap dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu mengembangkan profesinya.

Ada beberapa upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru. Upaya itu adalah melalui pendidikan dan latihan, pengembangan profesi seperti kegiatan pendidik dalam mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar melalui pembentukan gugus sekolah dan sebagainya.

Read the rest of this entry »

Comments (7)

Sekali Lagi, Andai Guru Mau Menulis

Guru mengajar, bukanlah berita. Guru menulis, itu baru berita! Guru rajin mengajar dan terus mengajar tidaklah aneh. Guru yang membaca dan terus membaca, apalagi berganti dari satu buku ke buku lainnya, ini yang agak aneh. Sebab, banyak guru hanya membaca satu-dua buku. Itu pun buku-buku yang menjadi bahan ajarnya. Jarang ia membaca buku selain buku yang menjadi bahan ajarnya.

Betulkah guru malas membaca? Jika dijawab betul dan menganggap semuanya malas membaca pastilah keliru. Tak bisa semuanya disamakan seperti itu. Ada guru yang betul-betul gemar membaca. Dia membaca semua buku, tak hanya yang menjadi bahan ajarnya. Malah rutin membaca koran, sesekali membeli majalah. Buku yang dibacanya pun tak hanya buku baru yang relatif mahal harganya, tapi juga membaca buku second yang dibelinya di pasar buku murah. Namun, jarang memang guru yang seperti ini. Kalau boleh dibilang, makhluk langka.

Read the rest of this entry »

Comments (13)

Menghadirkan Tuhan di Ruang-ruang Kelas

Apa yang sekolah perbuat kepada anak kita sekarang, ketika godaan di luar rumah semakin genit dan hiruk-pikuk? Informasi dari segala penjuru kian tak terbendung, merongrong moral dan rasa iman anak. Sudah siapkah anak kita menghadapinya?

Ketika informasi dan tayangan yang mengumbar kekerasan dan seksualitas di depan mata anak dari berbagai penjuru semakin centil, mustahil kita membendungnya. Agar anak selamat menjadi โ€œorangโ€, spiritualitas, ketegaran jiwa, dan makna hidup perlu diisikan oleh sekolah kepada anak. Rasanya belum terlambat demi tidak terlanjur kasip anak berkarakter permisif.

Read the rest of this entry »

Comments (6)

Surat Cinta Seorang Guru (Untukmu Seragam Putih Abu-abu)

Pernah dimuat secara bersambung pada harian Radar Banjarmasin/ Jum’at-Sabtu, 21-22 Maret 2008.

seragam-putih-abu-abu.jpg

โ€œSeandainya kau hanya bisa memberikan satu hal kepada siswamu, berikanlah antusiasmeโ€. (Bruce Barton)

Ranum. Ceria. Segar. Polos. Energik. Ah, entah apalagi kata yang pantas untuk menggambarkanmu. Berjuta warna yang menggores kehidupanmu. Mengingatkan Bapak betapa indahnya masa-masa sepertimu dulu. Betapa indahnya saat Bapak seperti engkau dahulu. Banyak teman. Banyak guru-guru. Banyak cerita yang tak lekang meski kini telah terlampaui masa. Menjalani sebuah episode terindah dalam hidup. Bapak sebut terindah, karena ternyata tiada Bapak temui sebelum dan sesudahnya, masa-masa seperti dulu itu. Masa duduk di bangku sekolah. Masa remaja. Ya, masa itulah yang kini telah mengajari Bapak banyak hal, termasuk mengenal cinta dan masa depan.

Read the rest of this entry »

Comments (13)

Menjadi Guru, Sebuah Keberkahan

Sebuah kebanggaan dengan rendah hati jelas terlihat dari wajahnya ketika menceritakan perjalanan riwayat hidupnya. Mulai dari kecil hingga membesarkan anak-anaknya. Guratan dahinya jelas menggambarkan beratnya beban hidup yang harus diembannya.

Rambutnya yang sudah hampir memutih semua menampilkan kedewasaan berpikirnya. Ada keikhlasan dari tiap kata yang dilontarkannya. Ada ketulusan dan idealisme dari sorot tajam matanya. Walau terkadang ada kekecewaan yang terlintas dari ungkapan seseorang yang sudah tahu banyak arti sebuah kehidupan, tapi doโ€™anya tetap tulus untuk kebaikan.

Langkah kaki yang tidak lagi seimbang masih menuntunnya melangkah ke mesjid di ujung jalan untuk Shalat Subuh berjamah. Hanya buku-buku dan Al Quran yang tiap hari menemaninya menjalani sisa-sisa hayatnya.
Read the rest of this entry »

Comments (4)

MAN 2 Model Banjarmasin, Serangkum Kebanggaan (Selayang Pandang,Peluang dan Harapan)

Pernah dimuat pada harian Kalimantan Post, Rabu/ 23 April 2008

TERMINOLOGI madrasah sebagai nama lembaga pendidikan Islam dewasa ini tidak asing lagi bagi pendengaran masyarakat Indonesia. Madrasah Aliyah, seperti halnya Sekolah Menengah Umum (SMU) yang berada di bawah koordinasi Depdiknas, terbagi menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS). Yang disebut terakhir pengelolaannya dapat dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok atau yayasan.

Dalam perkembangannya, pada Madrasah Aliyah kemudian juga dikenal istilah Madrasah Aliyah Negeri Model (MAN Model), Madrasah Aliyah Keagamaan dan Madrasah Aliyah Keterampilan (MAK). Madrasah Aliyah Negeri Model adalah madrasah yang di desain dengan berbagai kelengkapan serta keunggulan dalam aspek akademik, kualifikasi guru dan kepala madrasah, fasilitas serta memiliki kualitas manajemen dan administrasi yang baik. Keberadaannya diharapkan menjadi contoh dan pusat sumber belajar bersama bagi madrasah lain yang ada di sekitarnya.

Read the rest of this entry »

Comments (30)

Pendidikan Cinta Bervisi Profetik

Ada beberapa persoalan dan pertanyaan mendasar terkait dengan maraknya โ€œbudaya kekerasanโ€, khususnya yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan. Pertama, mengapa kultur dan struktur kekerasan itu dapat terjadi di sebuah lembaga pendidikan? Kedua, bagaimana visi profetik menjadi ruh pendidikan sehingga tidak melahirkan budaya kekerasan? Ketiga, paradigma apa yang seharusnya diambil untuk memajukan sistem pendidikan agar tidak lagi terjadi โ€œsalah asuhโ€ dan โ€œsalah kulturโ€ di lingkungan pendidikan?

Terbentuknya kultur dan struktur kekerasan di suatu lembaga pendidikan, antara lain, disebabkan oleh pendangkalan spiritualitas atau tidak adanya spiritualisasi pendidikan. Nilai-nilai spiritual mulai tercerabut dari sistem pendidikan. Sementara itu, yang ditonjolkan adalah egoisme relasi senior-yunior yang cenderung militeristik dan berbudaya feodalistik.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Guru Insan Cendekia

Guru sebagai salah satu komponen utama bangsa, memiliki peran penting dalam menghasilkan SDM yang berkemampuan dan berkualitas. Hal ini, karena di tangan mereka konsep-konsep pembelajaran diberikan kepada anak didik secara praktis dan mudah dimengerti. Tuntutan yang menjadi tantangan adalah membuat anak didik mau, tertarik dan senang saat belajar di kelas, selanjutnya berkeinginan belajar secara mandiri serta menghasilkan anak didik yang memiliki kompetensi tinggi.

Seorang guru yang baik selalu dituntut mampu melahirkan manusia-manusia yang baik, bukan sekedar murid yang pintar. Guru dituntut tak hanya mampu โ€œmenggarapโ€ kognisi (rasio-logika), tetapi juga afeksi (rasa, cipta, karsa dan sikap).

Read the rest of this entry »

Comments (2)

Andai Guru Mau Menulis

Beberapa penulis yang telah berpengalaman, seperti Eka Budianta, pernah mengungkapkan kepada publik bahwa menulis itu mudah. Kalau tidak percaya, baca saja bukunya yang berjudul Mengebrak Dunia Mengarang. Bahkan sang penulis yang berambut gondrong, yang sempat menuai kontroversi di tanah air, Arswendo Atmowiloto, mengatakan bahwa menulis itu gampang.

Tidak juga percaya? Baca saja bukunya Menulis Itu Gampang. Banyak lagi penulis lain yang selalu memotivasi kita, para remaja, orang tua atau siapa saja untuk menulis. Hernowo, lelaki kelahiran Magelang yang kini menjadi penulis best seller di penerbit MLC yang sangat produktif dalam menuliskan kiat-kiat menulis juga mengatakan menulis itu sangat mudah. Salah satu bukunya yang masih baru adalah Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Membuat Buku. Berbagai kiat atau resep menulis ditawarkan kepada guru. Dalam kata pengantarnya, Hernowo berharap, โ€œSaya ingin para pengajar di seluruh Indonesia dapat menulis buku untuk para muridnya. Saya ingin sekali para pengajar itu dapat memperkaya para muridnya dengan cerita-cerita yang mengasyikkan, ditulis oleh mereka di karya-karya tulis mereka.โ€ Hernowo dengan bahasa yang cair itu menyuguhkan cara-cara yang mudah untuk menulis. Namun, mengapa tidak banyak guru yang mau menulis?

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Guru, Ayo Nge-Blog

gurublogpx6.jpg

Guru mengajar, bukanlah berita. Guru menulis, apalagi rajin menuangkan ide dan pikirannya melalui blog, itu baru berita dan patut diacungi jempol. Guru yang demikian pantaslah menjadi motor masyarakat akademik, yang menjadikan kegiatan baca-tulis sebagai panggilan nurani dan profesi.

Blog menjadi fenomena belakangan ini, karena mengingat reportase dan jurnalisme blak-blakan dapat dilakukan lewat blog, sehingga tak jarang para jurnalis dari mainstream publication merasa tersaingi. Mengapa? Sebab, mereka kehilangan monopoli dan kendali atas reportase suatu berita. Ini bukan hanya menyangkut cara reportasenya, tetapi juga dalam memilih apa yang cocok dan disukai oleh publik.

Read the rest of this entry »

Comments (5)