“Sebagai urang banua, mari kita lanjutkan tradisi hebat yang dibangun Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Di zaman mesin tulis belum populer, apalagi komputer dan internet, beliau telah menulis belasan buku. Ketika etnik-etnik Nusantara lainnya belum menulis, Datuk kita telah mencontohkan bagaimana menulis sangat positif. Buku beliau dipakai di manca negara. Paling populer, Sabilal Muhtadin…” (Ersis Warmansyah Abbas)
Di dalam dunia kepenulisan, nama Ersis Warmansyah Abbas (EWA) tidak asing lagi bagi kita. Beliau adalah salah seorang yang aktif mengajak generasi muda di banua ini untuk membiasakan kegiatan membaca dan menulis. Lewat buku-bukunya kita bisa membaca bagaimana “virus” baca tulis itu ditularkan.
Pada mulanya, saya membaca salah satu buku beliau yang berjudul Menulis Sangat Mudah, terbitan Mata Khatuliswa, Desember 2006 yang pada Januari 2007 dicetak ulang. Kesan saya pertama kali membaca buku itu, bahasanya yang mengalir dan enak dibaca, tidak membuat bosan. Lembar demi lembar sarat dendang menyamankan, memandang enteng menulis, atau sedikit maulu-ulu kesadaran naif diri kita.
Pada intinya beliau mengatakan bahwa menulis itu mudah dan menyenangkan, menulis itu mengasyikkan, menulis itu membebaskan, menulis itu menata pikiran. Dengan kemanfaatan dari aktivitas itu, membuat kita tidak punya alasan lagi untuk tidak menulis.