Ahlan! Literasi Indonesia di Pentas Buku Dunia

penulis indo arab

Tahukah Anda ajang pameran buku terbesar di dunia? Ada dua tempat di dunia ini yang disebut-sebut menjadi ‘surga’ bagi para pecinta buku. Selain Frankfurt International Book Fair (FIBF) di Jerman, ajang Cairo International Book Fair (CIBF) di Kairo Mesir disebut-sebut pameran buku terbesar dan tertua di dunia yang mampu menarik ratusan penjual buku dan jutaan pengunjung dari seluruh dunia.

Menurut catatan, Cairo International Book Fair (CIBF) atau Ma’radh Al-Qohirah Ad-Dauli lil Kitab dalam Bahasa Arab, pertama kali diadakan pada tahun 1969 di Cairo International Fair Grounds, Madinat Nasr, dekat Universitas Al-Azhar. Acara diorganisir oleh General Egyptian Book Organisation.

Tahun 2019, Pameran Buku Internasional Kairo tersebut memasuki tahun ke-50. Dibuka secara resmi mulai tanggal 23 Januari sampai dengan 5 Pebruari oleh Presiden Mesir Abdul Fatah As-Sisi . Pameran dibuka sejak pukul 10 pagi hingga 10 malam. Untuk pertama kalinya pameran ini diadakan di lokasi Pusat Pameran Internasional Mesir Egypt International Exhibition Center (EIEC), At-Tajammuk Al-Khamis, sebelah timur Kota Kairo.

Setidaknya terdapat tiga puluh lima negara yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Sepuluh dari benua Afrika, enam belas dari Asia, tujuh dari Eropa dan dua dari Amerika. Sementara, jumlah penerbit Mesir yang ikut pergelaran ini mencapai 579 penerbit, masih ditambah penerbit asing sebanyak 170 penerbit.

Nah, bagi Anda pecinta buku, rasanya belum lengkap jika belum hadir di pameran akbar buku internasional ini. Setiap hari ribuan orang berjubel mengunjungi pameran buku tersebut, tidak hanya untuk melihat-lihat tetapi juga berwisata dan berbelanja buku. Sehingga jangan heran kalau Anda saksikan, orang-orang sibuk menjelajah aneka stand buku dengan membawa troli. Hal itu sudah dianggap sesuatu yang biasa.

Di Mesir, meski kondisi relatif bergejolak, membaca sudah menjadi kebutuhan bagi warganya. Di mana-mana Anda bisa menjumpai orang-orang rajin membaca, entah itu di bis, terminal dan tempat-tempat umum. Di bis umum ada orang asyik membaca itu sudah biasa. Kalau di Indonesia, Anda bisa bandingkan sendiri.

‘Ala kulli hal, di balik kemeriahan ajang CIBF di negeri Kinanah itu, terbersit satu kebanggaan ketika sejumlah buku karya penulis Indonesia yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab turut meramaikan event tahunan tersebut.

Sejauh penelusuran, tercatat lima buku karya anak negeri yang sukses merambah dunia penerbitan internasional, masing-masing novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan, buku puisi Dukamu Abadi karya Sapardi Djoko Damono, novel Telegram karya Putu Wijaya dan Gadis Kretek karya penulis Ratih Kumala.

Novel Laskar Pelangi merupakan novel pertama Indonesia yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab oleh Sukainah Ibrahim dengan disponsori oleh Dar El-Muna, perusahaan penerbitan berbasis di Stockholm, Swedia. Meskipun Sukainah sendiri melakukan translasi bukan dari versi asli yang berbahasa Indonesia, melainkan dari versi Bahasa Inggrisnya yang dilakukan oleh Angie Kilbane, tahun 2013.

Sejak diterbitkan, novel yang dalam versi Bahasa Arab diterjemahkan menjadi “Askar Qausaqazah” ini sukses dalam beragam pameran yang diselenggarakan di Muscat, Oman, dan Riyadh, semuanya di Arab Saudi. Buku ini juga sempat menjadi salah satu bintang pada ajang Abu Dhabi International Book Fair tahun 2014.

Novel berikutnya, “Cantik Itu Luka” merupakan novel pertama karya penulis Indonesia, Eka Kurniawan. Pertama kali diterbitkan tahun 2002 atas kerjasama Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela. Edisi kedua dan seterusnya, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sejak tahun 2004.

Novel ini pernah masuk long list Khatulistiwa Literary Award tahun 2003. Pada tahun 2006, terbit edisi bahasa asing pertama atas usaha Ribeka Ota. Sampai saat ini, “Cantik Itu Luka” telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa. Termasuk Korea, Polandia, Spanyol, Swedia, Vietnam, termasuk bahasa Jepang sebagai negara pertama yang menerjemahkannya.

Edisi bahasa Arab ditulis oleh penerjemah dan penyair Mesir Ahmed Shafei dan diterbitkan oleh Alkotobkhan Mesir dengan judul “Aljamal Jurhun”. Kabar baik tahun 2017 penerbit Al Kotobkhan kembali membeli hak penerjemahan bahasa Arab untuk novel Eka Kurniawan yang berjudul “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”.

Dari deretan fiksi dunia, buku puisi karya Sapardi Djoko Damono berjudul “Dukamu Abadi” turut diterjemahkan oleh Usman Arrumy dengan versi Arab “Hammuka Daimun“, penerbit Dar Tweeta, Mesir tahun 2016.

Dukamu Abadi sendiri merupakan judul puisi yang kemudian juga dijadikan judul kumpulan puisi pertama Sapardi Djoko Damono yang terbit 1969 ketika ia masih berusia 29 tahun.

Novel berikutnya, berjudul “Telegram” karya I Gusti Ngurah Putu Wijaya, atau lebih dikenali sebagai Putu Wijaya. Beliau merupakan seorang penulis Indonesia, yang dihargai sebagai tokoh sastra terkenal Indonesia.

Telegram, yang diterbitkan pada tahun 1973, setelah memenangkan sayembara menulis roman yang diselenggarakan oleh Panitia Tahun Buku Internasional pada tahun 1972, merupakan salah satu tonggak sejarah fiksi Indonesia.

Novel ini dalam versi Bahasa Arab diterjemahkan oleh Maisorah Solahuddin, dan diterbitkan oleh Penerbit Sefsafa Publishing House, Mesir tahun 2018. Novel ini salah satu penerima Program Bantuan Dana Penerjemahan (LitRI) yang diselenggarakan oleh Komite Buku Nasional (KBN) bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Novel teranyar adalah “Gadis Kretek” karya sastrawati Ratih Kumala yang diterjemahkan dalam Bahasa Arab oleh Muhammad Ramadon dengan judul “Fatat As-Sajair”, penerbit Sefsafa Publishing House, Mesir.

Pada mulanya, buku novel ini diterbitkan pada tahun 2012 oleh Gramedia Pustaka Utama. Buku setebal 274 halaman ini merupakan salah satu karya Ratih yang masuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012.

Sejatinya, Event Cairo International Book Fair 2019 menjadi ajang pameran buku yang menjadi pintu gerbang bagi karya literasi para penulis Indonesia untuk masuk ke pasar internasional.

Inilah saat bagi para penulis Indonesia untuk memperkenalkan karyanya sekaligus menampilkan industri kreatif lainnya yang berangkat dari benda bernama : buku.

Ahlan!

Selamat datang!

Mari dukung karya literasi anak negeri di pasar Internasional!

Leave a comment