Archive for August, 2008

Kekayaan Hakiki, Ke Mana Hendak Dicari?

Sebuah diskusi kecil dengan rekan-rekan di ruang kantor, sebuah pertanyaan terlontar, “Apa jadinya bila seluruh orang yang ada di dunia ini diberikan oleh Allah SWT satu kilogram emas perorang?

Mereka dengan penuh tanda tanya dan merasa aneh menjawab “Ngga bakalan ada yang mau kerja”, “ngga bakalan ada yang jadi tukang sapu”, “ngga bakalan ada yang jadi sopir” tetapi ada satu jawaban smart yaitu, harga emas akan menjadi turun dan emas tidak akan berharga lagi. “Smart”, saya bilang.

Pertanyaan kedua, “Apa jadinya bila Allah menjadikan semua orang dimuka bumi menjadi Doktor semua?” Ada banyak jawaban, “semua orang jadi pinter”, “semua akan jadi professor”, yang pasti harga pendidikan tidak akan semahal ini, bahkan boleh jadi ilmu begitu murahnya sehingga orang tidak merasa terhormat bila menyandang gelar S-3 lagi, karena tukang sapu pun bergelar Doktor.

Jadi apa yang kita cari? Apakah kekayaan yang begitu banyak, ataukah gelar yang terhormat? Mengapa Allah SWT tidak menciptakan semua orang dimuka bumi menjadi kaya dan mengapakah Allah SWT tidak menjadikan manusia bergelar S-3 semua.

Read the rest of this entry »

Comments (8)

Mencari Pemimpin “Khadimul Ummah”

Pemimpin terkadang tidak memiliki visi. Hal ini disebabkan mereka hanya menjadikan kepemimpinan sebagai kedudukan yang membanggakan dan bekerja berdasarkan SK dari atasannya. Karenanya tidak heran banyak pemimpin yang tidak bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang kepala daerah membiarkan rakyat tidak mendapatkan pelayanan kesehatan, transportasi, informasi dan lainnya. sehingga mereka terus-menerus di dalam ketertinggalan. Bagaimana sebenarnya pemimpin yang ideal?

Pemerintah yang telah dipilih oleh rakyat dan menjadi masinis dalam lokomotif pembangunan harus benar-benar peduli dengan kondisi masyarakat. Kepedulian ini bukan diucapkan, dikampanyekan, dijanjikan, namun dilaksanakan dalam kehidupan nyata. Berapun banyaknya kampanye kepedulian yang diucapkan, jika masih ada jalan rusak, jembatan putus, pemadaman listrik, air kering, itu berarti belum ada kepedulian. Seperti halnya korupsi, berapapun banyaknya perjanjian anti korupsi, pakta integritas, sumpah, yang diteken, kalau masih ada pungli dalam administrasi kepemerintahan, itu berarti semua janji itu hanyalah janji “buaya”.

Pemerintah seharusnya memiliki empati atas problem sosial masyarakat. Ia mampu merasakan berbagai kesulitan yang dialami oleh rakyat, bagaimana susahnya memakai sebuah fasilitas umum yang tidak layak digunakan. Hal itu merupakan bagian dari tanggung jawab dan pelayanan seorang pemimpin kepada rakyat yang dipimpinnya. Dalam komitmen kepemimpinan, pelayanan terhadap masyarakat merupakan tugas utama yang seharusnya dijalankan pemimpin. Sebab pemimpin adalah khadimul ummah (pelayan kaumnya), dimana ia menjadi penggerak bagi terlaksana dan berfungsinya berbagai fasilitas sosial dalam masyarakat.

Read the rest of this entry »

Comments (5)

Menyongsong Ramadhan Penuh Keampunan

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, tak terasa kita akan segera memasuki bulan Ramadhan. Ada yang menyambutnya dengan gembira karena merasa ini adalah momentum terbaik bagi gugurnya dosa, meningkatnya harga pahala dan tersambungnya kembali jalinan silaturahim. Bulan penuh berkah, bulan penuh rahmah, bulan kembali kepada alquran dan ibadah. Seandainya setiap bulan adalah Ramadhan.

Di sisi lain ada juga sebagian dari kita yang biasa-biasa saja menyambut Ramadhan, tidak ada yang istimewa. Padahal Rasulullah SAW, mengajarkan kita untuk berdoa agar bisa disampaikannya pada bulan ramadhan. Ya Allah berkatilah kami di bulan Rajab, berkatilah kami di bulan Sya’ban dan ijinkanlah kami untuk bertemu dengan bulan Ramadhan. Subhanallah, itulah keistimewaan Ramadhan sampai-sampai Rasulullah meminta seperti itu. Karena kita tidak tahu, apakah masih ada umur kita sampai ke bulan penuh berkah itu?

Terkait dengan itu, adakah kita sudah mempersiapkan diri menyambutnya? Setidaknya ada beberapa persiapan yang harus kita lakukan, diantaranya: persiapan fisik (jasadiyah), mental (aqliyah), spiritual (ruhiyah), dan silaturahim.

Read the rest of this entry »

Comments (2)

Kalselku Sayang Kalselku Malang…. (Kado Hari Jadi Propinsi Kalimantan Selatan)

Pernah dimuat pada harian Radar Banjarmasin/ Jum’at, 22 Agustus 2008

Memperingati Hari Jadi Ke-58 tanggal 14 Agustus 2008 Provinsi Kalimantan Selatan, diharapkan dapat menjadi refleksi hadirnya idealisme, harapan, kesuksesan, dan kesejahteraan bagi warga banua.

Peringatan hari jadi suatu daerah jika dianalogikan dengan perayaan hari kelahiran seseorang, maka iringan doa dan harapan demi kebahagiaan yang pantas untuk dilakukan. Memperingati “hari bersejarah” itu sesungguhnya merupakan upaya memahami diri sendiri dan fakta-fakta yang ada. Melihat fakta dan fenomena sejarah tersebut niscaya kita dapat menemukan dan mewujudkan kebaikan demi kemaslahatan bersama.

Peringatan hari jadi seyogyanya dijadikan momentum strategis bagi pembangunan Kalimantan Selatan. Bagi pemerintah daerah, hari jadi dapat menumbuhkan kewibawaan yang tinggi bagi aparatur pemerintahnya, wahana meningkatkan potensi sumber daya daerah, sarana menumbuhkembangkan dan memperkuat rasa keterikatan batin rakyat dengan banuanya.

Hari ini, Kalimantan Selatan genap berusia 58 tahun. Tapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan untuk menata banua ini.

Read the rest of this entry »

Comments (7)

63 Tahun Indonesia Merdeka, Sebuah Otokritik

Hampir dapat dipastikan, setiap jatuh tanggal 17 Agustus, masyarakat kita senantiasa masuk dalam euforia-euforia kemerdekaan. Hampir dapat dipastikan pula, masyarakat menggelar hajatan, baik dalam lingkup RT, RW, kampung, atau bahkan nasional. Berbagai event digelar, mulai dari olahraga, pentas seni, pengajian, dan bahkan (maaf) larung sesaji pun dilakukan. Tradisi tahunan itu sepertinya mengisyaratkan bahwa masyarakat kita benar-benar merasakan adanya kebebasan dan kemerdekaan. Ya, kebebasan untuk melakukan segalanya.

Kembali menyoroti tentang peringatan kemerdekaan, ada sederet pertanyaan yang kemudian terejawantah kedalam sebuah perenungan mendalam. Ditengah euforia masyarakat dengan berbagai macam perayaan tersebut, sepertinya masyarakat kita benar-benar melupakan setumpuk permasalahan bangsa yang sekarang benar-benar ada di depan mata. Krisis multidimensi yang apabila kita tarik benang merahnya merupakan imbas dari krisis moral, ternyata mampu terlupakan dengan dilaksanakannya panjat pinang, atau bahkan yang lebih sering identik dengan dunia anak muda, pentas band atau dangdut yang marak disebut tontonan kawula muda. Lantas dimanakah permasalahan itu semua pada setiap tanggal 17 Agustus?

Read the rest of this entry »

Comments (6)

Menimbang Ulang Calon Presiden “Daur Ulang”

Setelah Megawati Soekarnoputri menyatakan kesediaan menjadi calon presiden untuk Pemilu 2009, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengemukakan pernyataan serupa. Dua mantan presiden ingin kembali menjadi calon presiden.

Selain Megawati dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), diduga “daur ulang” atas calon presiden (capres) juga akan dilakukan beberapa partai lain menjelang pemilu mendatang. Tokoh-tokoh politik lama amat mungkin akan beredar kembali untuk menebar pesona dan menawarkan harapan serta janji-janji politik baru. Mengapa demikian? Bagaimana kita harus membaca dan memahaminya?

Read the rest of this entry »

Comments (2)

PKS, Selamat Datang Kekuasaan

Sejak bergulirnya reformasi dan berdirinya PKS, termasuk ketika masih bernama PK, PKS telah tampil beda dengan partai lainnya. Sejak awal PKS tidak terlihat sebagai partai yang ingin berkuasa, partai ini terlihat hanya ingin sebagai penyeimbang, sebagai penjaga moral, dan sekadar ingin mengoreksi kesalahan dan penyimpangan yang ada. Sejak berdirinya, kehadiran PKS terlihat lebih memosisikan diri sebagai partai dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, dan ingin menunjukkan citra sebagai partai yang berbuat nyata untuk rakyat.

PKS merupakan satu dari sedikit partai yang setidak-tidaknya terlihat selalu beraktivitas sepanjang tahun dan bukan hanya menjelang pemilihan umum saja. PKS berbuat secara konkrit dalam aktivitas yang terkait langsung dengan kebutuhan rakyat banyak, termasuk saat bencana datang menimpa rakyat, bahkan untuk yang terakhir ini partai lain seakan meniru apa yang telah dilakukan oleh PKS.
Read the rest of this entry »

Comments (5)

Masihkah Asa Itu Ada? (Renungan Kemerdekaan)

REZIM bernama ‘sang waktu’ selalu bergerak pasti dan tidak tertahankan. Agustus 2008. Kini, kita bersua lagi dengan momentum bulan keramat: HUT Kemerdekaan! Kendati negeri kita masih terus terbalut multikrisis, dan di tengah reruntuhan bangunan kehidupan bersama kita sebagai bangsa, tetap saja ada asa (harapan) yang dapat direngkuh kembali.

Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Peringatan akan peristiwa sejarah paling monumental tersebut bakal terhenti sebagai rutinitas belaka, apabila kita tak mampu menyelami makna dan tujuan hakikinya. Kebosanan serta-merta muncul apabila peringatan HUT kemerdekaan dikemas tak lebih sebagai seremoni para pembesar negeri. Rasa mual bisa tiba-tiba menyerang rongga perut dan rongga dada sekaligus, saat kita menyaksikan para pembesar negeri bertingkah polah aneh-aneh, bertolak belakang dengan niatan para pendiri bangsa (the founding fathers), 63 tahun silam!

Read the rest of this entry »

Comments (2)

Mengagumi Mesjid Raya “Urang Banjar” Sabilal Muhtadin

Pernah dimuat pada harian Mata Banua/ Senin – Selasa, 11-12 Agustus 2008 dan harian Kalimantan Post/ Selasa-Rabu, 2-3 September 2008

Masjid Raya Sabilal Muhtadin kita kenal sebagai masjid kebanggaan landmark masyarakat kota Banjarmasin khususnya dan Kalimantan Selatan pada umumnya.

Masjid Raya ini memberikan warna keagamaan yang sangat khas dan kental di kalangan masyarakat Banjarmasin khususnya di dalam penyiaran Agama Islam. Masjid ini dalam setiap minggunya tidak kosong dari pengajian-penajian agama atau Majelis Ta’lim. Majelis Ta’lim disampaikan oleh ulama-ulama besar yang ada di Kalimantan Selatan, para ulama yang memberikan ceramah di sini memang sangat dipercaya masyarakat untuk memberikan suatu pengajaran tentang syariat Islam yang dibawakan oleh Rasulullah.

Dalam sejarahnya, pembangunan masjid yang dimulai sejak Gubernur Subardjo ini, baru diresmikan pada masa kepemimpinan Gubernur Mistar Tjokrokoesoemo. Sedangkan motor pembangunan adalah HM Said yang saat itu menjabat sebagai kepala Biro Pembangunan. HM Said di kemudian hari terpilih sebagai Gubernur Kalsel dua periode. Menjadi suatu kebanggaan, Presiden Soeharto pada waktu itu, berkenan hadir meresmikan buah karya mereka

Read the rest of this entry »

Comments (8)

Pendidikan dan Gerakan Anti Korupsi

Masalah korupsi kini mencuat lagi. Belum lama ini berita-berita di media massa, baik cetak maupun elektronik, kembali dan mungkin terus mempertontonkan geliat praktik korupsi elite politik, pejabat dan mantan pejabat yang belum tuntas diusut di negeri “korup” ini.

Seolah hilang satu tumbuh seribu.Itulah peribahasa yang mungkin tepat menggambarkan fenomena praktik korupsi di Indonesia yang sudah menjangkit di mana-mana bak jamur di musim hujan. Modus praktik korupsi hampir terjadi di seluruh aspek kehidupan. Mungkin bisa dikatakan, tidak ada bidang kehidupan yang tidak tercemar virus korupsi, termasuk dalam pendidikan nasional kita.

Lord Acton dalam salah satu karyanya mengkritik kekuasaan yang bertalian erat dengan ragam aspek kehidupan yang rentan terjadi korupsi. “Power tends to corrupt, and absolute power tends to corrupt absolutely”, ungkap Acton. Baginya, kekuasaan cenderung untuk berbuat korupsi. Tesis Acton tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan Montesquieu dalam Le Esprit Des Lois (The Spirit of Law), bahwa terhadap orang yang berkuasa ada tiga kecenderungan. Pertama, kecenderungan untuk mempertahankan kekuasaan. Kedua, kecenderungan untuk memperbesar kekuasaan. Ketiga, kecenderungan untuk memanfaatkan kekuasaan.

Read the rest of this entry »

Comments (1)

Generasi Fast Food dan Jati Diri Bangsa

Satu hal yang sedang di alami bangsa ini ialah perilaku mengadopsi tayangan luar (impor), sebagaimana acara di televisi saat ini. Dari Indonesian Idol, Deal or No Deal, Mama Mia, Who Wants to be Milionaire, Fear Factor Indonesia, belum lagi acara yang kini telah hilang yang setali tiga uang dalam korelasinya dengan mainstream tayangan impor seperti Penghuni Terakhir, AFI, Uang Kaget dan sebagainya.

Sudahkah berhenti di selebrasi reality show? Tidak juga. Kalau dilihat secara seksama beberapa sinetron kita juga bernafsu untk mengimitasi tayangan bangsa asing, seperti sinema F4 yang dijiplak.

Bagi peminat psikologi, pasti terbayang tesis Gabriel Tarde dalam teori imitasinya yang mengatakan “perdaban dunia lahir dari proses imitasi”. Karena lahirnya kreativitas seseorang juga lahir dari rahim imitasi. Namun tampaknya ini gejala yang lumrah pada negara berkembang yang dijadikan pangsa pasar negara maju. Seperti Indonesia yang dijadikan pangsa pasar produk Jepang

Read the rest of this entry »

Comments (4)