Archive for April, 2008

Cinta, Kuasa dan Kekuasaan

BANYAK orang berkata dan meyakini bahwa dirinya mencintai orang lain. Pecinta mengatakan bahwa dirinya mencintai kekasihnya. Suami mengatakan bahwa ia mencintai istrinya. Guru-guru mengatakan bahwa mereka mencintai murid-muridnya. Para orangtua mengatakan bahwa mereka mencintai anak-anaknya. Dan negara juga mengatakan bahwa ia sangat mencintai rakyatnya.

Sampai sekarang, kita tidak tahu apa arti sesungguhnya dari kata cinta dan mencintai. Para filsuf menafsirkan dan menjelaskannya dengan berbelit-belit, yang justru membuat kita kebingungan. Maka tidak heran jika kemudian setiap orang memilih untuk menafsirkan sendiri kata tersebut. Dengan cara itu, setia orang punya penafsiran sendiri tentang cinta, tanpa harus terkungkung oleh logosentrisme definisi cinta yang dibuat oleh mereka kaum intelektual.

Dari common-sense masyarakat, cinta dapat dipahami sebagai sebuah rasa perhatian dan kasih sayang terhadap yang lain. Cinta adalah pancaran perdamaian, persahabatan, keakraban, kepedulian terhadap sesama. Dari pemahaman yang sederhana dan simplistis ini, cinta dapat dimasukkan dalam kerangka pembentukan peradaban yang manusiawi, peradaban yang menjamin hak untuk mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, mempedulikan dan dipedulikan.

Read the rest of this entry »

Comments (5)

Pilkada HSS, Rakyat Jangan Asal Coblos

Pernah dimuat pada Surat Pembaca harian Mata Banua, Senin/ 28 April 2008

SUDAH banyak terjadi pilkada di berbagai daerah tidak berjalan mulus. Protes, demo sampai aksi anarkis. Apakah itu semua senilai dengan biaya dari demokrasi yang harus dibayar mahal dengan banyaknya pengorbanan dana APBD, waktu dan kekisruhan hingga menganggu keamanan, ketenangan, kenyamanan beraaktivitas atau rasa kekeluargaan dan persaudaraan antarwarga.

Jika diamati, kekisruhan lebih banyak dipengaruhi turut campurnya para tokoh atau elit tim sukses salah satu pasangan calon. Harapannya selama elite mematuhi aturan main dan lebih mementingkan kondisi kerakyatan, maka pilkada akan demokratis. Sejauh manapun pilkada kelihatannya tidak akan berjalan mulus, kecuali ada daerah yang sudah 80 persen dikuasai para simpatisan dan pendukung pasangan calon. Masalahnya jika ada dua bakal calon yang akan maju ke arena perebutan kursi, tentunya para pendukung mereka mencoba menarik simpati warga untuk turut mendukung partai tersebut.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Pesta Mencoblos Gambar Wajah

Suhu politik lokal HSS menuju detik-detik puncaknya. Satu perhelatan “aruh ganal” bakal digelar 28 April, yaitu Pilkada Hulu Sungai Selatan (HSS). Bumi Antaluddin akan menjadi saksi momentum penanda berjalannya proses demokrasi di banua ini. Ibarat sebuah karasmin (pesta) , suasana di berbagai tempat semakin hangat dan semarak. Jauh-jauh hari, pembicaraan tentang peluang para Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati pasangannya menghias berbagai media massa. Ditambah bumbu isu¯yang logis maupun tidak¯tentang manuver politik sang kandidat.

Sungguh hidangan pra-pesta yang sedap. Fisik kota berubah cerah oleh baliho, spanduk, poster, stiker, billboard yang ditempel dan terpasang di segala sudut kota yang dianggap strategis, layaknya iklan produk komersial. Satu hal yang terpampang sangat menonjol adalah : gambar wajah sang Cabup – Cawabup.

Read the rest of this entry »

Comments (5)

Di Balik Kesadaran yang “Menyampah”

Sampah, mungkin bagi sebagian kalangan merupakan hal yang remeh atau tidak bermakna dalam keseharian. Setiap hari masyarakat yang terus melakukan aktivitas, mau tidak mau harus membuang sampah. Entah dari kemasan makanan atau minuman yang sudah tidak layak pakai atau sisa-sisa makanan yang tak digunakan lagi.

Lingkungan yang masyarakatnya kurang sadar akan bahaya menumpuknya sampah tentu akan menerima akibatnya. Banjir karena tersumbatnya aliran sungai adalah buah dari kesalahan manusia itu sendiri dalam membuang sampah secara sembarangan. Banyak fenomena sehari-hari di jalan raya di kota Banjarmasin, di mana tangan yang keluar dari jendela mobil mewah membuang sampah seenaknya. Masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai, buang hajat disertai membuang barang-barang rongsokan di sepanjang hulu sungai mengakibatkan mewabahnya berbagai penyakit.

Read the rest of this entry »

Comments (2)

Kartini yang Merenggut “Kelelakian”ku

Assalamu’alaikum Umi Shalihah…

Salam Aku haturkan buat menyapa hati Umi yang luhur. Semoga Umi senantiasa bersedia untuk bersama harungi derita yang datang, bersatu kita tempuh nikmat yang bertandang. Guratan takdir kita memang sudah seperti ini, hendak bilang apalagi. Sungguh tak pantas memang bila ada yang kita sesali, karena Aku yakin di balik semua kejadian tentu akan ada hikmahnya, dan selalu yang terbaiklah yang Allah sediakan bagi makhluk-makhluknya.

Aku hanya seorang suami yang berusaha dengan sangat, untuk menerima segala ketentuan Allah Sang Pemilik Qudrat dan Iradat. Menerima setulus hati dihadirkannya Engkau sebagai seorang isteri. Akan berusaha sepenuh hati Aku penuhi semua janji yang terpatri di masa yang telah lalu.

Mahligai perkawinan kita memang dihujani coba dan derita. Tapi biarlah semua itu kita rasakan dengan penuh “sahaja”. Rupanya kebahagiaan rumah tangga itu sangat tinggi maharnya.

Read the rest of this entry »

Comments (11)

Kartini, Marista atau Sukacita?

Bulan April. Bulan emansipasi wanita, katanya. Karena Ibu kita Kartini lahir sebagai pelopor perjuangan kaum perempuan untuk melepaskan belenggu dari adat istiadat yang merendahkan. Beliau dielu-elukan sebagai pemerdeka kaumnya. Hari lahirnya yang diperingati setiap tahun dengan acara berpakaian Jawa ala beliau dahulu, seakan-akan dengan bertingkah sedemikian rupa sudah berarti menghargai jasa-jasanya. Merdeka seperti apa yang diinginkan Kartini?

Merdeka. Bebas. Lepas. Kosakata ajaib yang jadi idaman banyak orang di dunia. Tidak terkecuali kaum perempuan Indonesia. Dengan tameng kebebasan inilah akhirnya para perempuan ini menuntut persamaan hak dengan laki-laki. Mereka yang dulu merasa terjajah dengan dominasi kaum lelaki ini, ingin bebas dan lepas. Kebanyakan dari mereka tak lagi mau diatur-atur baik oleh ayah, apalagi suami. Mereka berusaha memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri, katanya.

Maka bermunculanlah di ruang publik perempuan-perempuan yang mengatas-namakan kebebasan dan emansipasi. Tidak lagi profesi sebagai guru, perawat, insinyur, profesor hingga astronot yang dirambah tapi juga profesi sebagai artis sinetron, bintang film, foto model, peragawati, hingga (maaf) pelacur. Yang terakhir ini terjadi pemanipulasian makna istilah sehingga kedudukannya disetarakan dengan pekerja yang lain semacam kantoran dan buruh. Sebutan yang dulu memakai istilah tuna susila sekarang diubah dan disamarkan menjadi PSK alias Pekerja Seks Komersial.

Read the rest of this entry »

Comments (3)

Kartini, Ahmad Wahib dan Soe Hok Gie

Hikmah apa yang bisa kita petik dari Raden Ajeng Kartini, Ahmad Wahid dan Soe Hok Gie? Ketiga nama itu sepertinya tak pernah habis menjadi bahan pembicaraan. Padahal, ketiganya adalah sosok yang jelas-jelas berbeda, hidup dalam zaman yang berbeda pula. Kartini hidup semasa kolonialisme Belanda sedang berjaya di persada nusantara. Soe Hok Gie hidup dalam zaman peralihan, masa kemunduran Soekarno transisi menuju era Soeharto. Sementara Wahib, hadir di zaman awal pemerintahan Orba, saat umat Islam mengalami posisi marginal dan stagnan.

Kartini begitu harum namanya sebagai pejuang perempuan dalam menghadapi dominasi feodalisme patriarkhi, sehingga setiap 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, hari emansipasi kaum perempuan. Soe Hok Gie dikenal sebagai intelektual muda yang giat melawan tirani rezim Soekarno. Wahib terkenal dengan gagasan pembaruan Islamnya. Ia yang juga salah satu motor penggerak Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hanya itu?

Read the rest of this entry »

Comments (7)

Televisi, Antara Fungsi Sosial dan “Agama Baru”

Televisi yang saat ini sudah tayang 24 jam dari sejumlah stasiun penyiaran (siaran swasta, berlangganan, publik dan komunitas) dengan program acara meliputi hampir seluruh aspek kehidupan kita, telah begitu menarik dan sangat banyak menyita perhatian manusia dari segala jenis status, usia dan jenis kelamin.

Televisi telah menjadi “agama baru” karena dalam kenyataannya memang sudah terlalu sering peran dan fungsi agama diambil alih oleh televisi. Telah diyakini dan diakui bersama bahwa peran agama dalam kehidupan dipandang sebagai hal yang sangat dipentingkan dan menjadi pedoman dalam menjalani segala aspek kehidupan.

Setidaknya, selama ini agama berfungsi sebagai pelipur lara di kala duka, menjadi pedoman dan cermin dalam bertingkah laku, di mana ritme dan jadwal kehidupan kita senantiasa harus disesuaikan dengan agenda ritual keagamaan.

Akan tetapi, jika kita mencoba merenungkan dengan apa yang telah dan sedang terjadi di sekitar kita saat ini, khususnya tentang daya tarik dan kekuatan pengaruh televisi dalam kehidupan keluarga, maka boleh jadi kita tidak bisa menyangkali, bahwa peran dan fungsi keagamaan tersebut, sebagian besar telah diambil alih oleh televisi.

Read the rest of this entry »

Comments (6)

Strategi Hadapi Ujian Akhir Nasional

Kontroversi dibalik Ujian Nasional belum berakhir, tetapi pemerintah tetap pada keputusan untuk melaksanakan UAN sebagai salah satu standar kelulusan. Sebagai pendidik, orang tua ataupun siswa kita tidak perlu berpolemik terhadap hal tersebut, sekarang saatnya kita mempersiapkan untuk menghadapi Ujian Nasional yang dilaksanakan pada bulan April ini, “optimis dan percaya diri” adalah sikap yang tepat untuk menghadapi hal tersebut.

Sebagai guru atau pendidik harus memanfaatkan waktu yang sangat singkat ini untuk mempersiapkan kematangan peserta didik, baik secara teknis maupun secara mental. Guru adalah seorang “pelatih” yang akan memberikan inspirasi, mengarahkan dan “mengatur serangan” sehingga tercapainya sebuah “goal” yaitu lulus Ujian Nasioanal. Secara teknis, guru memberikan gambaran tentang Ujian Akhir Nasional, mengenai kisi-kisi soal yang akan diujikan, cara bagaimana membagi waktu mengerjakan soal dalam ujian sehingga tidak kekurangan waktu.

Oleh karena itu boleh juga diberikan kiat-kiat bagaimana menjawab soal dengan waktu yang singkat dan tepat. Guru memberikan beberapa alternatif penyelesaian soal misalnya dalam pelajaran Matematika, soal tentang limit fungsi ada beberapa cara untuk menyelesaikannya. Kemudian guru dapat merekomendasikan cara yang mana yang cocok untuk digunakan dalam ujian nasional.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Pilkada HSS dan Masa Depan Bumi Antaluddin

Pernah dimuat pada kolom Opini harian Radar Banjarmasin, Sabtu/ 19 April 2008 dan pada kolom Surat Pembaca, harian Mata Banua, Jumat/ 18 April 2008.

HIRUK pikuk Pemilihan Kepala Daerah Hulu Sungai Selatan (Pilkada HSS) semakin hari semakin memanas. Prediksi-prediksi sampai pada klaim kemenangan dari pemerhati politik dadakan, tim sukses para kandidat bahkan sampai buruh bangunan pun setiap hari dapat kita saksikan.

Tidak hanya di media cetak atau elektronik, kantor pemerintahan/ swasta, sekolah-sekolah sampai pada warung-warung kopi sekalipun, pilkada HSS seolah menjadi menu wajib dan primadona dalam obrolan ringan sehari-hari. Tapi bagi penulis, suasana demikian adalah hal yang lumrah terjadi dan bahkan menjadi kelaziman dalam setiap perhelatan demokrasi di manapun dan kapanpun.

Mencermati hal di atas sebenarnya momen pilkada HSS kali ini kiranya dapat menjadi sebuah refleksi dan kesempatan baik bagi masyarakat HSS untuk memotong mata rantai pemimpin buruk di bumi Antaluddin, lantas siapa yang pantas memimpin Kandangan ke depan?

Read the rest of this entry »

Comments (3)

Artis, Icon Perceraian dan “Duta” Narkoba?

Sekarang ini, untuk dapat mengetahui informasi terkini bukanlah suatu hal yang susah. Kita dapat mengakses informasi “orang-orang penting” kapan saja. Apalagi informasi tentang kehidupan para artis/selebritis. Hampir setiap hari, kita disuguhkan melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik mengenai aktivitas mereka. Maklum, artis merupakan objek yang selalu disorot oleh para “pencari berita”. Karena berita-berita para artis sangat “laris manis” dikonsumsi oleh masyarakat.

Tak heran, jika banyak para artis yang selalu “menghindar” jika bertemu dengan wartawan, bahkan mereka seringkali melakukan aksi “tutup mulut” agar “rahasia” mereka tidak diketahui publik. Sementara itu, masyarakat kita hoby mendengarkan dan membaca infotainment, yang dihidangkan media massa.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Karena Lidah Tidak Bertulang (Belajar dari Kasus Bupati HSS)

Pernah dimuat pada kolom Opini, harian Mata Banua/ Rabu, 9 April 2008,

Mungkin Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Dr.HM. Sapi’i, M.Si lupa bahwa Kalimantan ini bukanlah Eropa. Warna kulit dan budayanya pun berbeda. Juga Kandangan bukanlah Denmark, sehingga agama tidak hanya dapat dipandang sebagai budaya.

Sangat jauh bedanya apabila dibandingkan dengan kita urang banua ini yang juga sebagai umat Islam, begitu menjunjung tinggi adab dan sopan santun, maupun adab untuk berbicara yang sesuai dengan firman Tuhan melalui mulut Nabi yang sangat dimuliakan.

Di tengah mencuatnya kasus film “Fitna” besutan Geert Wildert, Pemimpin Freedom Party Belanda yang dikecam banyak pihak karena film tersebut berisi provokasi yang menyudutkan Islam. Namun, tak kalah pula isu yang kini marak dibicarakan adalah soal kalimat sambutan Bupati HSS pada acara maulid Nabi di Masjid Taqwa Kandangan, 20 Maret 2008 yang lalu.

Read the rest of this entry »

Comments (9)

Do’a Hidayah Untuk Geert “Fitna” Wilders (Sebuah Upaya Korektif Internal Ummat)

Akhir–akhir ini dunia Islam seakan digegerkan dengan munculnya film Fitna karya Geert Wilders. Apa yang dilakukan Geert “Fitna “ Wilders telah membuat kemarahan umat muslim di seluruh belahan dunia, termasuk di dunia blogger , berbagai tulisan dan hujatan seakan mengisi minggu-minggu kita. Demo besar-besaran pun di gelar di seluruh penjuru dunia yang intinya sama, mengecam apa yang dilakukan Geert “Fitna “ Wilders

Saya jadi teringat dengan kisah seorang badui yang mengencingi masjid pada zaman Rasulullah, dimana para sahabat sangat marah pada waktu itu, seakan mau “menghabisi” si badui tersebut. Bayangkan saja masjid tempat beribadah kok di kencingin.

Lantas apa yang Rasulullah saw lakukan ???. Rasulullah saw hanya menyuruh seorang sahabat untuk membersihkan kotoran tersebut dan dengan hikmah berbicara dengan badui tersebut, tanpa kemarahan, tanpa rasa emosi yang meledak-ledak. Dan hasilnya Allah berikan hidayah kepada badui tersebut.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

“Ayat-ayat Cinta” dan Keberislaman Kita

Film “Ayat-Ayat Cinta” jadi fenomena baru di jagat industri film nasional. Bagaimana tidak, film tersebut ditonton sekitar 3 juta orang hanya dalam waktu kurang dari sebulan. Kalau diukur dari prestasi minat penonton, mungkin ssaja itu angka statistik yang bisa dibatidakan. Meski demikian, pro-kontra terhadap film tersebut juga marak. Terutama dalam diskusi-diskusi di internet.

Ada yang protes karena isinya beda dengan novel, ada pula yang “ngamuk-ngamuk” di blog pribadinya gara-gara ada bagian adegan yang tampaknya dihilangkan agar tak memicu polemik agama, ada juga yang melihatnya dari sisi syariah. Meski begitu, ada juga bagian film itu yang benar. Misalnya menolak pacaran, menyampaikan syariat poligami, menyampaikan kasih-sayang sessama manusia, membudayakan sabar dan ikhlas. Bagus juga sih. Meski demikian, kita tetap harus jeli, karena ajaran Islam tentu tidak sesederhana itu. Jika tujuannya menyampaikan dakwah dan mencerdaskan kaum muslimin, seharusnya bisa berani menyampaikan Islam apa adanya, semuanya, tanpa ditutup-tutupi demi menjaga toleransi.

Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Agama, Cinta dan “Fitna” (Menggugat Sebuah Tragedi)

islam.jpg

Penyair besar Persia, Hafiz berkata: “Tak seorangpun di kolong dunia ini menapaki hidup tanpa cinta dan kasih sayang”. Benar adanya apa yang dikatakan oleh penyair di atas. Segala sesuatu yang hidup dan bergerak senantiasa mendambakan cinta dan kasih sayang. Cinta adalah mata air kehidupan. Agamapun tak terkecualikan dalam hal ini. Agama yang mengklaim hidup sepanjang masa, hanya bisa tumbuh dan bertahan karena cinta. Agama yang membesarkan dirinya dengan kekerasan dan kebencian pada hakikatnya sedang membunuh dirinya sendiri secara perlahan. Agama yang bekerja untuk menumpuk lawan daripada menambah kawan, sebenarnya sedang berjuang untuk menamatkan riwayat hidupnya.

Agama yang mengedepankan peperangan di atas perdamaian adalah agama yang berasal dari Tuhan yang Maha Pemarah, atau mungkin lebih tepatnya “Yang Maha Pengganyang”, bukan Maha Penyayang. Agama yang mengajarkan kebencian dan permusuhan adalah agama yang bertolak belakang dengan fitrah manusia. Dan manusia tidak akan dapat hidup dengan sesuatu yang bertentangan dengan fitrahnya. Sebab, manusia hanya bisa hidup dengan kasih sayang dan kelembutan, bukan dengan kebencian dan kekerasan.

Read the rest of this entry »

Comments (6)

Rasul dan Islamofobia (Sebuah Catatan “Ketersinggungan”)

fitnathemovie.jpg

Film Fitna telah menebar fitnah dan mengusik ketersinggungan (baca: ghirah keislaman) saya, Anda dan kaum muslimin di seluruh dunia. Betapa tidak. Tak henti-hentinya kaum anti Islam melancarkan hinaannya. Setelah masalah pemuatan kartun Nabi oleh surat kabar Jyllands-Posten, Denmark, kini Geert Wilders, politikus sayap ultra kanan, Partij voor de Vrijheid/PVV (Partai untuk Kebebasan), Belanda, membuat dan menyiarkan film anti Al-Quran.

Film Fitna besutan Geert Wildert Pemimpin Freedom Party Belanda meskipun sebelumnya dikecam banyak pihak tetap dirilis di sebuah situs internet. Film ini berisi penghinaan terhadap Islam. Wilder menggambarkan Al-Qur’an adalah buku fasistis yang menyebarkan kebencian dan kekerasan.

Read the rest of this entry »

Comments (3)