Archive for May 15, 2008

Mewarisi Etos Perjuangan Hassan Basry (Sebuah Refleksi Untuk Kebangkitan)

Pernah dimuat pada harian Mata Banua/ Senin, 19 Mei 2008

Saya yakin sungguh-sungguh bahwa jiwa 17 Mei tetap kita miliki dari dulu, sekarang dan pada masa-masa yang akan datang.” (Pidato Hassan Basry, 17 Mei 1963)

Kenalkah Anda dengan Hassan Basry, seorang pahlawan nasional dari Kalimantan Selatan yang wajahnya hanya kita kenal lewat buku-buku sejarah. Bahwa eksistensi Hassan Basry tak dapat dipisahkan dengan kelahiran organisasi perjuangan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, yang telah mengukir sejarah perlawanan heroik terhadap kolonialisme Belanda. Kisah perjuangannya ternyata lebih heroik daripada Spiderman III.

ALRI Divisi IV telah memberikan warna yang tajam dalam antisipasinya terhadap politik pecah belah Belanda pada saat itu. Politik “devide et impera” dengan gerakan federalisme-nya ini telah dikecam begitu keras oleh Hassan Basry sebagai seorang pejuang nasionalis yang tetap bertahan pada prinsip perjuangan.

Read the rest of this entry »

Comments (3)

Momentum Umat Di Hari Kebangkitan Nasional

20 Mei akan segera tiba. Di hari itu kita bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional, yang bagi sebagian komunitas kecil masyarakat Indonesia yang masih berpikir kritis nampaknya bisa menjadi momentum yang pas untuk introspeksi atas capaian pembangunan nasional dan pendidikan manusia Indonesia.

Namun, yang memprihatinkan, memang belum lama kita melihat berbagai kegaduhan dunia pendidikan nasional dengan berbagai ulah yang menunjukkan bahwa soko guru pembangunan karakter manusia Indonesia telah rontok berkeping-keping, menyisakan kengiluan, keprihatinan dan kekhawatiran yang mendalam bagi banyak kalangan.

Apa momentum Harkitnas bagi bangsa Indonesia, khususnya Umat Islam yang saat ini menurut statistik menjadi penghuni terbanyak NKRI ini?

Read the rest of this entry »

Comments (1)

Napak Tilas Kepahlawanan Hassan Basry di Era Reformasi

Pernah dimuat pada harian Barito Post/ Sabtu, 17 Mei 2008 dan harian Kalimantan Post/ Rabu, 21 Mei 2008

SETIAP generasi mempunyai pahlawan sendiri-sendiri. Tetapi bagaimana sosok pahlawan dalam pandangan satu generasi dengan generasi lain, atau bahkan orang per orang, belum tentu akan sama.

Sosok pahlawan tidak semata dilihat dari kandungan heroismenya. Ada nilai kesejarahan sesuai dengan dimensi waktu yang terjadi pada generasi bersangkutan. Maka di zaman Kerajaan Banjar ada Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayullah, tapi di masa revolusi ada Hasanuddin HM.

Tetapi tak sedikit pula sosok-sosok pahlawan yang tetap hidup dan memperoleh tempat dari generasi ke generasi, bahkan melewati batas waktu sekian abad. Sosok Gajah Mada, pemersatu Nusantara, adalah salah satunya.

Siapapun sosok pahlawan yang muncul di satu dan lain generasi, maka nilai yang terkandung dalam kepahlawan itu tetap sama. Lalu bagaimana dengan sosok-sosok pahlawan di era reformasi? Apakah mereka yang berjiwa reformis itu otomatis juga seorang herois? Siapakah sebenarnya yang disebut sebagai pahlawan?

Di era reformasi, masihkah para pahlawan memiliki tempat di hati pemuda? Sebuah pertanyaan yang barangkali aneh, namun mungkin juga satu ikhtiar untuk mengimbau makna ingatan, mencoba menangkal ancaman yang datang dari sebuah kekhilafan sejarah.

Read the rest of this entry »

Comments (2)

Wanita: Antara Idealisme, Emansipasi dan Karir

Salah satu masalah yang tidak pernah tuntas didiskusikan adalah wanita, ia menjadi isu sosial yang menarik sejak zaman dahulu, sekarang dan masa yang akan datang. Masalah itu tetap tidak akan tuntas, karena wanita telah diperlakukan dan memperlakukan dirinya tidak sesuai dengan fitrah mereka, wanita dihinakan, dipuja dan tuntutan kesetaraan di segala bidang yang sering dikenal dengan istilah emansipasi dan karirisasi tidak pernah menemukan titik temu dengan hukum Allah.

Read the rest of this entry »

Comments (6)