Archive for May 26, 2008

Pengemis dan Ironi “Kota Tua” Banjarmasin

Pernah dimuat pada harian Radar Banjarmasin dan Barito Post/ Selasa, 27 Mei 2008

Sudah menjadi tradisi bagi warga kota Banjarmasin untuk menyaksikan begitu banyaknya kaum papa yang bertebaran di setiap sudut kota. Mungkin karena Banjarmasin adalah barometer ibukota propinsi yang sering diidentikkan bahwa kota besar selalu menampung manusia-manusia miskin yang kalah melawan arus kota.

Hanya mereka yang benar-benar siap menjadi orang kotalah yang dapat terus bertahan mengais hidup
di Banjarmasin. Tentunya bukan tidak mungkin di antara mereka harus ada yang rela menjadi korban ke-modern-an kota, bahkan teori kelicikan juga harus dipelajari untuk terbiasa dengan kehidupan Banjarmasin yang sering main sikut. Benar kata kiasan “Ibu kota lebih kejam dari Ibu tiri”, hanya orang yang bisa lebih kejam yang dapat menaklukan kota Banjarmasin.

Sedangkan para gelandangan dan pengemis adalah salah satu contoh manusia-manusia marginal dan kalah, kesalahan mereka karena pasrah pada nasib yag menjadikan mereka kalah.

Bukankah hidup di Banjarmasin untuk merubah nasib?

Read the rest of this entry »

Comments (3)