Membangun Kandangan Dengan Cinta

bangun-hss-dgn-cinta

Ada gelora yang menyala, ada harapan yang memuncak, ada tekad yang kuat hingga semua tersemai dalam langkah-langkah kecil berderap melaju membangun banua. Namun langkah itu masih menyisakan tanya,akankah ia mencapai puncak gelora perubahan atau justru lelah dalam pengembaraan panjang dengan hasil nihil. Kitalah yang menentukan.

Kota Kandangan genap berusia 58 tahun yang jatuh tepat pada tanggal 2 Desember 2008. Seperti sudah menjadi kebiasaan dalam setiap digelarnya peringatan hari jadi (Harjad), selalu diiringi dengan aneka lomba dan hiburan untuk memeriahkan hari jadi ibukota kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) tersebut. Berbagai ekspresi dan gegap gempita masyarakat muncul menyambut ‘anugerah terindah’ ini dengan suka cita. Mulai dari pesta rakyat hingga Kandangan ekspo yang akan digelar Pemerintah setempat.

Setidaknya, momentum peringatan Hari Jadi ini menjadi refleksi bersama, mulai dari masyarakat hingga Bupati sendiri terhadap eksistensi dan jati diri kabupaten HSS. Sebagai daerah yang dikenal sebagai lumbung sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki usaha kecil menengah yang memiliki etos tinggi, sudah selayaknya Kandangan segera berbenah menjadi daerah yang berdaya saing tinggi.

Saat ini Kota Kandangan terus berbenah menata diri. Kalau kita mau jujur, proses pembangunan visualisasi kota, sebenarnya mulai menggiat dan sangat berkembang pesat mulai lima tahun ke belakang, terutama pendirian berbagai pusat perbelanjaan, terminal kota, rumah sakit, tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas vital lainnya.

Memang, Kandangan telah menasbihkan dirinya sebagai pusat pembangunan banua enam plus pegunungan, rawa dan perkotaan. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah yang akan kita lakukan kemudian? Bagaimanakah cara mensyukuri anugerah momentum hari jadi ini bagi masyarakat Kandangan kebanyakan? Pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab namun bukan berarti sulit untuk dicarikan jawabannya.

Secara geografis Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki luas wilayah 1.804,94 Km 2, dengan ibukota Kandangan. Secara geologis daerah ini terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah Timur ke Selatan, namun dari arah Barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang kadang-kadang berawa-rawa. Kondisi topografi ini menyebabkan udara di wilayah ini terasa dingin agak lembab dengan curah hujan pada tahun 2007 sebanyak 2.780,5 mm, dengan banyaknya hujan 135 hari.

Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan di aliri oleh Sungai Amandit menuju Sungai Negara yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan kabupaten lainnya.

Aktivitas seni yang luar biasa, pada kurun tahun 60-70-an membuat Kandangan sempat disebut sebagai Yogyanya Kalimantan. Apa sebenarnya yang membuat Kandangan demikian mempesona? Alam, keramahan penduduk, dan kelezatan makanan khas “ketupat Kandangan” membuat orang akan kasmaran. Tidak habis waktu sehari mencicipi indahnya Kandangan. Jika punya waktu, rugi jika tidak menyempatkan diri menengok Loksado, kota kecamatan berjarak sekitar 39 km dari Kandangan.

Kota Kandangan dan HSS juga banyak menyimpan kenangan manis dan heroik. Bagi pelaku sejarah, Kandangan dikenal sebagai basis perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan NICA-nya yang melahirkan Pahlawan Nasional H.Hasan Basry, Bapak Gerilyawan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan.

Tentu kita juga mengenal kisah heroik Amuk Hantarukung, tokoh Temenggung Antaluddin, Panglima Dambung, Singakarsa, Aluh Idut, dan pejuang-pejuang lainnya yang menyebar merata di bumi HSS.

Sangat tidak berlebihan jika Kandangan pun mampu melahirkan tokoh yang dapat mengangkat nama daerah, baik dalam skala regional Kalimantan maupun nasional. Ir. H. Muhammad Said (anggota DPD Kalimantan Selatan), Djohan Effendi (Menteri Sekretariat Negara pada era pemerintahan Gus Dur), Syamsul Mu’arif (Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Kabinet Gotong-Royong), untuk menyebut sekedar contoh.

Dari sumber daya alam kita punya sungai Amandit dan Nagara, hutan yang masih luas, areal persawahan yang masih belum tergarap optimal. Dari sektor ekonomi, kita mempunyai beberapa potensi vital seperti perkebunan kelapa sawit dan karet yang luas, peternakan, perdagangan, industri kecil dan menengah serta yang paling besar potensinya namun selama ini masih kerap dimaling, adalah batu bara.

Dari segi demografi, kita memiliki penduduk yang banyak, 108 jiwa per-km2. Di daerah ini, penduduk yang mendiami juga multietnis; banjar, dayak, jawa, batak, sunda, madura, minang, dsb. Hal tersebut tentu menjadi potensi besar untuk melakukan brainstorming (curah gagasan), akulturasi (perpaduan) pemikiran dan budaya, transfer knowledge (pertukaran ilmu) dan sebagainya.

Karena itu, dengan segenap potensi yang dipunyai tersebut, Kabupaten HSS tak boleh merasa minder apalagi merasa miskin. Pelajaran pertama yang harus tertanam dalam benak semua warga HSS adalah, jangan pernah merasa putus asa dan menyesal dengan apa yang kita miliki. Sebaliknya, selalu bersyukur dengan nikmat dan karunia yang dianugerahkan Allah SWT pada kita.

Semangat untuk bersama-sama membangun banua ini adalah energi gerakan yang amat sangat penting. Saling bekerjasama dan menanamkan di dalam dada masing-masing warganya bahwa membangun HSS adalah kewajiban kita semua. Ingat, kita adalah “putra banua” pewaris HSS ini dari para pendahulu daerah ini. Maka adalah kewajiban untuk menjaga nama baiknya dengan melakukan yang terbaik bagi daerah ini pula.

Meski begitu, kita tetap harus menyadari bahwa sebesar apapun potensi yang ada, apabila daerah ini tidak diurus dengan baik, maka perubahan yang diinginkan tak akan berjalan. Sebab kalau kita berkaca pada kondisi negara kita saat ini, dimana masih puluhan juta masyarakatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan, sementara Indonesia selama ini dikenal sebagai negeri yang kaya raya, gemah ripah loh jinawi, negeri yang tongkat dan kayu jika ditanam jadi tanaman. Sungguh ironis tentunya.

Kalau kita boleh menilai, semua terjadi karena selama berpuluh tahun negara ini telah miss management alias salah urus. Stake holder (pengambil kebijakan) negeri ini belum berpihak pada rakyat. Mereka tak lain adalah musang berbulu domba. Memakan rakyatnya sendiri.

Negeri ini telah diurus dan dikelola oleh orang-orang yang tidak memiliki mental nasionalisme (cinta tanah air) melainkan kolonialisme (berpaham menjajah) dan kapitalisme (mencari keuntungan semata).

Karena itu, salah satu fondasi dasar untuk menciptakan Kandangan dan HSS yang maju, rakyatnya hidup rukun, damai, berkeadilan, makmur dan sejahtera, kuncinya adalah agar jangan sampai kabupaten ini menjadi salah urus. Kongkritnya, jangan menyerahkan kepengurusan dan pengelolaan daerah ini pada orang yang tidak tepat dan tidak cakap.

Karena itu, kepemimpinan menjadi unsur yang sangat penting dalam membangun masa depan HSS yang bermartabat. Kepemimpinan yang tangguh, kapabel (cakap) dan kredibel (dipercaya), akan melahirkan pemerintahan yang stabil, kuat, mengakar dan dicintai rakyat.

Terpilihnya Muhammad Safi’i-Ardiansyah sebagai Bupati-Wakil Bupati HSS pilihan rakyat, mensiratkan harapan akan adanya perbaikan dan perubahan menuju kemajuan.

Selanjutnya, adalah tugas pemimpin terpilih yang harus melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, arif dan bijaksana. Bersih dari hawa korupsi (menerima dan memberi sogokan), kolusi (tipu menipu) dan nepotisme (mendahulukan pertemanan dan keluarga). Adil, dalam artian memperlakukan semua warga sama statusnya di depan hukum. Arif dan bijaksana berarti proporsional mengeluarkan kebijakan, tidak merugikan wong cilik, apalagi hanya menguntungkan sebagian orang saja.

Tapi, kita pun mesti menyadari, adalah kecerobohan jika mengandalkan dan meletakkan peran strategis membangun daerah ini hanya pada pemerintah saja. Saat ini, pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Artinya, sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggungjawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat dan pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Selain itu pemerintah daerah diberikan kesempatan untuk mengelola sumber daya yang dimiliki daerahnya untuk kesejahteraan masyarakat. Partisipasi masyarakat menjadi modal utama membangun masyarakat HSS yang maju dan berkeadilan. Partisipasi masyarakat ini dapat direfleksikan misalnya dengan rasa tanggungjawab dan keikutsertaan dalam pembangunan, membayar pajak tepat pada waktunya, menjaga sarana dan fasilitas umum, sampai pada hal-hal kecil semisal membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya

Pajak merupakan pendapatan negara yang terpenting untuk mengelola negeri ini. Jika pajak mampu dikelola dengan baik oleh pemerintah, maka ini akan menjadi sumber pembiayaan negara dalam pembangunan. Karena pajak berasal dari rakyat maka sudah sepantasnya pula harus dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk lain misalnya untuk pembangunan sarana pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum lainnya seperti pasar, jalan, terminal dan sebagainya. Untuk mewujudkan pemerintahan yang bebas dari KKN diperlukan komitmen dari pemerintah untuk tidak mengambil yang bukan haknya.

Energi Cinta

Pada akhirnya kita menyadari, proses pembangunan Kandangan dan kabupaten HSS akan terwujud jika semua elemen masyarakat baik pemerintah (eksekutif), parlemen (legislatif) dan masyarakat HSS bahu membahu menumbuhkan rasa cinta dan kaganangan terhadap daerah ini.

Bubuhan perantau yang telah sukses memiliki rasa rindu untuk membangun daerah asalnya. Pun demikian dengan masyarakat dan pemerintah di sini, memiliki setumpuk cinta untuk membangun HSS. Cinta bergelora yang dilandasi oleh semangat dan optimisme untuk membawa 108 jiwa rakyatnya bebas dari keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan kemerosotan moral menuju masyarakatnya yang cerdas, maju, sejahtera, berbudaya, berbudi luhur serta beriman dan bertakwa.

Cinta adalah energi yang menghidupkan pendar-pendar patriotisme, menggerakkan sendi-sendi optimisme dan menumbuhkan benih-benih keyakinan untuk berusaha, bekerja keras, beretos kerja, berkomitmen dan semangat pantang menyerah, waja sampai kaputing.

Membangun HSS adalah membangun pohon cinta. Ia mesti menggunakan benih pilihan yang unggul, disiram dengan air yang cukup, dipupuk dengan dosis yang tepat dan dirawat oleh tangan yang terampil. Benih itu adalah semangat yang tinggi, airnya adalah kerja keras, pupuknya adalah do’a, dan tangan terampil itu adalah profesionalisme. Profesionalisme inilah yang akan menentukan tumbuh suburnya pohon itu.

Kandangan sedang membangun, dari usia memang belum tua, namun geliat membangun terus menjadi prioritas utama baik menyangkut fisik material maupun mental spiritual, dan ini membutuhkan partisipasi dan dukungan segenap stake holders. Ini tantangan besar yang harus dipikul oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten HSS bersama masyarakat.

Selamat Hari Jadi Kabupaten HSS ke-58. Dirgahayu kota Kandangan, do’a kami di nadimu…

15 Comments »

  1. Mahmud said

    Kunjungan ja kah yu ulun ni, he he he he. Kada gen. Ulun salajur balalihat di sini. What news you, he he he? You good-good only, he he he? Babagus banar laman pian wayah ni. Bakunjung pulang Pak ai di laman ulun….

  2. Ass.

    Pak Taufik,

    Membaca tulisan di atas, jadi kaganangan sama katupat dan dodol kandangan. Terasa lama sekali tidak pernah berkunjung ke Kandangan, tentu sudah banyak perubahan secara fisik. Dalam hal mental dan perilaku mungkin belum banyak berubah.

    Semoga saja, bersama momentum hari jadi yang ke-58 ini, Kota Kandangan dan HSS tidak mengarah menjadi suatu kota atau kabupaten yang “dikandangkan”, yang memimpikan dengan menasbihkan dirinya sebagai pusat pembangunan banua enam plus pegunungan, rawa dan perkotaan.

    Kota terlihat gemerlap, tapi perdesaan tidak jauh berbeda dengan keadaan zaman dahulu, malah perdesaan dengan segala keunggulannya lebih terabaikan.

    Pemerintah perlu mengemukakan berbagai hal yang belum dapat teratasi dengan baik, selain pengumuman berbagai hal yang dianggap sebagai prestasi, misalnya tentang data kemiskinan terbaru sebagaimana adanya dan menghimbau berbagai kalangan masyarakat HSS untuk turut serta berpartisipasi dalam memikirkan dan mencarikan solusinya. Bahwa kemiskinan adalah musuh bersama, menjadi kepentingan bersama untuk melawannya. Kejujuran tentang permasalahan yang ada dapat membangkitkan segala potensi masyarakat untuk berjuang bersama.

    Selamat bagi masyarakat HSS, bangkitlah untuk berjuang, masih banyak masalah dan tantangan ke depan untuk diperjuangkan secara bersama.

    Kaganangan sabarataan, sapahuluan marindu.

    wass.

  3. Say dah baca di media cetak. Greta. So, tulisalah apa yang dapat dan pantas ditulis. Jangan pernah mau digoda, ntra akan kutulis. Tulis saja, now. Pasti jadi tulisn.

  4. Rizky said

    Wah, abang kita nang satu nih online tarus lah manulis di koran???He…

    Bulihlah ajarin ulun pang…

  5. ridlomunawir said

    selamat buat kota kandangan dan seluruh warganya, hindari sifat latah dalam membangun hanya karena melihat kota lain dan “be your self” lah

  6. eswee said

    Wah..pak taufik ngetop sekarang…tulisannya muncul terus dikoran…saya baca terus loh..hebat dach!

  7. Qori said

    Banyak kakawanan ulun dialfalah nang urang Kandangan,rasa handak kasan jua pang….
    jar kawan ulun ,kandangan tu rami pada banjar.yakah?

  8. suhadinet said

    Semoga kandangan terus maju…
    Tulisan pak taufik makin bagus saja…
    Selamat.

  9. Anton said

    Assalamulaikum.
    Mas taufik saya anton, saya pindah blog yang dulunya kandanganhss.wordpress.com pindah ke http://anonciptady.org. Ditunggu kunjungan perdananya.

    Wassalam.

  10. Anton said

    Assalamulaikum.
    Mas taufik saya anton, saya pindah blog yang dulunya kandanganhss.wordpress.com pindah ke http://antonciptady.org. Ditunggu kunjungan perdananya.

    Wassalam.

  11. Salam Kenal…

  12. tambal BAN said

    ah… jadi pengen pulang ke “sei- raya” ih

  13. Sii Eby said

    jadi terkenang kota kelahiran…. 😀

  14. mey said

    dari judulnya aja berat banget.
    isinya juga berbobot.
    ga semua orang punya cinta yang tulus.
    tapi…mungkin setelah org baca ARTIKEL KAMU.
    banyak orgn yg matahatinya terbuka.
    hehe…termasuk aku.
    walopun bukan org KANDANGAN aku mendukung.
    ayooo semangat!!!!
    MEMBANGUN KANDANGAN DENGAN CINTA

  15. AMATBANYAK said

    Umpat balilihat dululah fik. Hanyar talihati muha kawan bahari. Ngalihai ngaran handak jadi urang banjar, HUT kampung saurang kada ingat lagi. ngalih kalo

RSS feed for comments on this post · TrackBack URI

Leave a reply to randu alamsyah Cancel reply